
Harimanado.com, Jakarta — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menegaskan tim yang dibentuknya guna menyelidiki tragedi kemanusiaan 21-22 Mei sangat independen. Bahkan, tim itu tidak melibatkan kepolisian.
Komisioner Komnas HAM, Muhammad Chairul Anam meyakini, tim bentukannya itu akan bekerja dengan leluasa tanpa adanya tekanan dari berbagai pihak.
“Kami independen, clear bahwa kami kerjakan sendiri. Enggak mungkin di bawah tekanan siapapun,” ujar Muhammad Chairul Anam kepada awak media di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (28/6).
Chairul menjelaskan, selain internal Komnas HAM, tim bentukannya itu juga melibatkan eksternal dalam mengungkap fakta sesungguhnya dari kerusuhan yang menewaskan setidaknya delapan orang itu.
“Dua orang itu kami anggap punya keterampilan pengungkapan kasus,” jelasnya.
Dua orang yang dimaksud Chairul itu adalah pelapor khusus PBB saat konflik di Palestina yang bernama Karim Wibisono. Sementara yang kedua adalah pelapor khusus PBB untuk krisis Rohingya bernama Basuki Darusman.
“Kami minta supaya keterampilan ungkap kasus bisa kita gunakan untuk konflik (21-22 Mei),” paparnya.
Ia juga menegaskan skenario pendalaman yang selama ini digunakan pihaknya berbeda dengan skenario pihak lain dalam mengungkap suatu peristiwa.
“Yang paling penting adalah ketika temuan-temuan Komnas HAM, kami berharap di-follow up dengan baik,” pungkasnya. (**)
rmol.id