Harimanado.com, MANADO — Pesta demokrasi mencari orang nomor satu di Kota Manado, tahapannya sudah akan berlangsung bulan depan (Oktober). Hingga kini, sudah beberapa nama mencuat akan bertarung dalam iven politik lima tahunan ini. Sebut saja, Jimmy Imba Rogi, Julyeta PA Runtuwene, Telly Tjanggulung, Andrei Angouw, Harley Mangindaan, Rio Permana Mandagi, Sonya S Kembuan dan sejumlah nama lainnya.
Namun demikian, akhir-akhir ini juga mencuat salah satu nama yang dinilai sudah tidak asing dalam perpolitikan Sulawesi Utara. Sosoknya masih muda, memiliki jaringan masa dan simpul birokrasi yang kuat. Siapa dia, Ivan Sarundajang, yang notabene putra Gubernur Sulut dua periode Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS). Nama IvanSa mulai ramai diperbincangkan akan turun gunung. Dinilai layak dan pantas karena pengalaman dalam dunia politik, yang sebelumnya sebagai Wakil Bupati Minahasa.
Ketika dikonfirmasi akan hal ini, IvanSa enggan untuk jumawa. Dirinya hanya menegaskan bahwa posisi sementara bukanlah pengurus salah satu partai politik (Parpol) yang ada. “Kalau dibahas oleh masyarakat itu hal biasa. Kalau masuk dalam radar salah satu parpol itu juga hal yang biasa,” kata IvanSa, Kamis (19/09) kepada Harian Manado.
Dia menjelaskan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat dan elit Parpol. “Kalau pun ditugaskan oleh Parpol maka berat untuk ditolak. Sebab, ini panggilan pelayanan dan pengabdian,” tegasnya dengan nada serius.
IvanSa mengakui, kalau dirinya hingga saat ini belum melakukan sosialisasi berupa pemasangan baliho dan atau iklan di Surat Kabar dan media online untuk agenda Pilwako Manado. Namun demikian, bukan berarti tidak menjaga komunikasi dan silaturahim dengan keluarga, kerabat dan warga di Kota Manado.
“Untuk sosialisasi berupa pemasangan baliho maupun iklan, saya nilai memang penting. Namun kita tunggu saja waktu yang tepat. Lagian, nama IvanSa sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat, apalagi birokrat dan politisi,” pungkas pria yang dikenal populis dan moderat ini.
Dia menambahkan bahwa dirinya sebagai putra daerah menilai pengabdian dalam politik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Pengabdian dalam politik merupakan manifestasi penjuangan untuk meningkatan kesejahteraan rakyat,” tutur Sarundajang.

Pengamat politik Dr Charles Tangkau menakar peluang Ivansa di Pilwako Manado cukup berpeluang, dan semakin mewarnai pertarungan menuju kursi nomor 1 di Manado nanti, ketika akan ditinggalkan GS Vicky Lumentut mengakhiri 2 periodenya.
“Ini menarik karena tidak ada lawan yang incumbent. Sehingga membuka peluang yang sama bagi kandidat-kandidat petarung,” ujar Charles.
Akademisi Universitas Negeri Manado (Unima) ini menilai peluang Ivansa tentulah masih memiliki pengaruh untuk meraup suara karena dilatarbelakangi dukungan SHS masih mumpuni. Sehingga membuka peluang dapat melakukan bergaining position. Namun perlu juga menjadi perhatian bahwa pada pertarungan ke depan cukup berat sebagai perbandingan karena dilihat pada indikator, yakni besaran wilayah, kultur konstituen, perilaku pemilih dan besaran jumlah pemilih dari daerah sebelumnya yakni Minahasa.
“Belum ditambah petarung-petarung lawan cukup mumpuni diperkirakan seperti Jimmy Rimba Rogi (Golkar), Hengky Kawalo, Royke O Roring, James Sumendap, Richard Sualang (PDIP), Harley Mangindaan (Demokrat) Julyeta PA Runtuwene, Felly Runtuwene, (Nasdem) dan politisi muslim Syarifuddin Saafa (PKS) dan sebagainya. Namun demikian memang belajar dari pertarungan sebelumnya di Minahasa bisa menjadikan acuan perbandingan untuk pemetaan kekuatan,” beber Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Pascasarjana Unima ini.
Dia menambahkan, pertarungan awal adalah bagaimana mendapatkan tiket partai untuk mendapat legitimasi SK yang tidak mudah. Contohnya kejadian pada Ketua PDIP Minahasa Jantje Wowiling Sajow (JWS). Selanjutnya pertarungan yang kedua adalah mendapatkan kepercayaan publik melalui pemilihan, sehingga perlu srategi yang jitu.
Namun dalam politik semua pada dasarnya sifatnya cair dan dinamis.
“Sehingga peluang dan potensi yang ada akan bisa terealisasi jika, dan didukung kemampuan komunikasi politik serta srategi bergaining serta kekuatan sarana pendukung,” tegas Tangkau.
Sementara pengamat politik lainnya Dr Ferry Liando ketika dikonfirmasi sejauhmana pengaruh SHS dalam Pilwako Manado nanti, ketika IvanSa didorong ikut tarung.
“Politik itu adalah momentum. Saya pikir posisi sekarang bukan lagi momentumnya SHS. Ketokohan masih ada, tapi kekuatan untuk menggerakkan pemilih sudah agak sulit,” pungkas Liando yang juga dosen Universitas Sam Ratulangi (Unsrat). (Tr09/but)