harimanado.com
Selalu Ada Yang Beda
PLN
how to make a woman squirt.like it https://www.weneedporn.online
like itjav the thai massage.
nude milfs

Kata Mahasiswa Sulut: DPR = Dewan Penipu Rakyat!

Harimanado.com.MANADO—Ribuan mahasiswa gabungan dari berbagai perguruan tinggi di
Kota Manado antara lain Institut Agama Islam Negeri (IAIN),

Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Politeknik Negeri Manado serta
organisasi extra kampus yakni GMKI, HMI dan GMNI, kemarin, berhasil
‘menduduki’ Kantor DPRD Sulut.

Dalam aksi ini, para mahasiswa menuntut penghapusan RUU KUHP,
pembatalan UU KPK, mendesak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU
Pertanahan, menolak Kenaikan BPJS, menuntaskan Pelanggaran HAM hingga
aturan-aturan lainnya yang merugikan masyarakat.

Dari pantauan Harian Manado, sekira 600 hingga 700 mahasiswa IAIN yang
lebih dahulu tiba di Gedung Cengkih (nama lain Kantor DPRD Sulut),
sekira pukul 11.36 Wita dari arah Jalan Ringroad.

Related Posts
jrbm

Ratusan mahasiswa
yang dilengkapi keranda dengan tulisan ‘Indonesia Berduka’ ini
langsung berkumpul dan beraksi dengan menyuarakan tuntutan-tuntutan
mereka di gerbang masuk yang sudah ditutup dan dijaga ketat aparat
keamanan.

Mereka kemudian meminta agar pagar yang menutup gerbang dibuka
sehingga mereka bisa masuk ke dalam halaman Kantor DPRD Sulut untuk
berorasi dan bertemu para wakil rakyat yang terhormat.

Karena tidak digubris serta tidak ada satupun legislator yang menemui
mereka, ratusan mahasiswa ini kemudian membakar ban serta menggemakan
DPR merupakan singkatan dari dewan penipu rakyat.

“DPR adalah dewan penipu rakyat! DPR adalah dewan penipu rakyat! DPR
adalah dewan penipu rakyat!” seru mereka berulang-ulang sambil
melompat-lompat sembari mengacungkan tangan terkepal.

Tak hanya itu, papan nama DPRD Sulut yang ada di depan jalan juga,
langsung ditampal kain putih yang dituliskan dengan tinta merah
‘GEDUNG INI DISITA MAHASIWA’.
Sekira pukul 13.16 Wita, tampak ribuan mahasiswa lainnya bergerak ke
Kantor DPRD Sulut dengan jalan kaki dari arah Kairagi. Tampak, mereka
membawa peti yang bertuliskan ‘Telah Wafat Demokrasi’.
Ribuan mahasiswa ini kemudian bergabung dengan mahasiswa IAIN untuk
mengepung Kantor DPRD Sulut.
Para mahasiswa yang bergabung ini, kemudian membakar ban di gerbang
keluar, yang lagi-lagi ditutupi pagar serta dijaga ketat aparat.
Karena tak diizinkan masuk, sekira pukul 13.29 Wita, mahasiswa
kemudian merobohkan pagar yang menutupi gerbang dan langsung ‘duel’
dengan aparat kepolisian dan Satpol-PP untuk menerobos masuk. Aksi
dorong mendorong pun terjadi.
Saat itu juga, untuk memukul mundur para mahasiswa yang menerobos,
terlihat aparat menembakkan gas airmata. Kendaraan watercanon juga
menembakkan air ke arah tumpukan ban yang dibakar.
Tak ayal, beberapa mahasiswa jadi korban, khususnya perempuan yang
pingsan karena berdesak-desakan saat lari menghindari gas airmata.
Kemudian, usai menerobos barikade aparat, ribuan mahasiswa langsung
memadati halaman depan dan halaman parkir gedung DPRD Sulut.
Mereka kemudian menuntut agar para legislator keluar dan menemui
mereka. “Dimana para anggota dewan yang terhormat?” teriak orator dan
para mahasiswa.
Karena tidak ada satupun legislator yang keluar, ribuan mahasiswa
tersebut mulai geram. “Anggota dewan penakut! Anggota dewan takut
panas!” teriak mereka lagi.
“Ayo bapak dan ibu anggota dewan. Kami saja rela berpanas-panasan
untuk aksi, masa wakil rakyat tidak?” teriak salah satu orator dan
langsung disambut ribuan mahasiswa dengan pekikan agar anggota DPRD
keluar dari kantor dan menemui mereka.
Sementara itu, mungkin karena tak tahan dengan teriakan, khususnya
ejekan ribuan mahasiswa, terlihat 7 anggota DPRD Sulut keluar kantor
dan bertemu ribuan mahasiswa tersebut. Yakni Wakil Ketua Sementara
DPRD Sulut Victor Mailangkay, Amir Liputo, Yusra Alhabsy, Fransiscus
Silangen, Melky Pangemanan dan Fabian Kaloh.
Mereka kemudian berdialog dan berusaha menenangkan para mahasiswa.
“Semuanya (mahasiswa) mohon kerjasamanya,” pinta Melky Pangemanan,
anggota DPRD Sulut.
Kemudian mahasiswa mulai tenang saat para legislator menampung semua
aspirasi mahasiswa dan menyepakati serta menandatangani petisi
mendukung tuntutan mereka.
Usai petisi ditandatangani, ribuan mahasiswa ini kemudian membubarkan
diri dengan tertib dari Kantor DPRD Sulut.(ian)

Leave A Reply

Your email address will not be published.