Foto: Suhendro Boroma ///
Harimanado.com, TUTUYAN – Pilkada 2020 Bolaang Mongondow Timur (Boltim) kian menarik. Beberapa nama yang mencuat, salah satunya nama Suhendro Boroma. Om Edo sapaan akrabnya dinilai makin kuat.
Sementara nama lainnya juga ikut membayangi yakni, Amaliya Landjar dan Oskar Monoppo. Sementara sejumlah nama yang sudah mendaftarkan diri di partai politik untuk tarung di Pilkada Boltim 2020 sebagai bakal calon bupati yaitu Robbi Mamonto, Sam Sahrul Mamonto, Pusran Beeg, Sumardia Modeong, Medy Lensun, Rusdi Gumalangit, dan Robby Wowor.
Tokoh masyarakat Tutuyan, Taufiq Kurahman mengatakan bahwa kalau pun terkait ketiga nama yang menguat tersebut. Diakuinya semua belum ada yang final untuk tiket partainya.
“Demokrasi di Boltim ini dinamis. Banyaknya putra putri daerah yang tampil, ini menunjukan bahwa Bupati Sehan Landjar telah mampu melahirkan kader penerusnya.
Artinya salah satu kesukseskan seorang pemimpin itu, dia mampu melahirkan pemimpin terbaik dibelakangnya. Jadi, masyarakat akan banyak pilihan,” ujar Kurahman.
Dia meminta semua bakal calon harus perkuat sosialisasi secara langsung maupun lewat media cetak maupun online. Hal ini menurutnya supaya masyarakat lebih mengenal rekam jejak dan visi misi masing-masing.
“Om Edo tinggal di Togid. Namun demikian secara popularitas masih lebih unggul Oscar Manoppo dan Amaliya Landjar. Kalaupun Om Edo sudah resmi dengan PDIP, maka harus tinggal di sini. Biar masyarakat lebih mengenalnya,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat Modayag Barat Jamal Mamonto mengatakan, adapun ketiga nama yang muncul adalah Suhendro Borom, Oskar Manoppo dan Amalia Landjar.
“Siapa pun pilihan rakyat itu yang terbaik. Jadi tinggal takdir masing-masing calon,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa Amaliya Landjar sebagai kaum milinial yang sudah berani mangambil andil diperhelatan Pilkada Boltim. Sementara Suhendro Boroma cukup baik juga, kerena sudah memberikan kontribusi di Boltim.
“Jadi siapapun dia, biar masyarakat yang menilai,” tutupnya.
Pengamat Politik Kotamobagu Robianto Suid mengatakan bahwa ketiga nama tersebut baginya sudah familiar. Demikian juga di telinga masyarakat.
“Semua kandidat mempunyai hak yang sama. Hanya tinggal masing-masing calon, khususnya tiga nama yang sudah menguat. Tinggal penguatan konsolidasi intens lagi ke rakyat Boltim. Ke depan Boltim harus memperlihatkan sebuah kontestasi yang sehat dan gembira tanpa ada intimidasi, tekanan. Demikian juga politik uang,” harap Mantan Komisioner KPU Kotamobagu ini.
Dia menuturkan, dirinya khawatir ke depannya ada eskalasi isu dinasti. Wacana ini kencang, sebagaimana yang didengar mendengar di arus bawah. Olehnya agar semua elit politik berhati-hati menerapakan implementasi politik dinasti ini.
“Sudah banyak contoh yang terjadi pada beberapa pilkada terdahulu. Bahwa elit politik yang masih memaksakan gen politik dinasti akan mendapatkan perlawanan sebagai commen enemy (musuh bersama),” ingat Suid. (tr-20)