

Pernyataan diluar dugaan ini membuat semua mata dan telinga tertuju kepada pakar neurosains yang berdiri kokoh di atas panggung ukuran mini.
Presidium Kahmi Sulut itu begitu tenang, tanpa emosi, menyatakan tidak akan melanjutkan niat untuk bertarung di Pilkada Kota Manado 2020-2024.
“Mohon maaf, saya harus mengatakan dengan jujur, tidak lagi berniat maju sebagai bakal calon wali kota Manado,”tutur Cendekiawan Muslim dengan nada mantap.
Pernyataan Taufik begitu menyentuh semua yang hadir di kediaman senator Jafar di Kelurahan Maasing lingkungan 3.
Ekspresi Senator Djafar yang tadinya sedang bercakap dengan undangan lain, berubah sekejap.
Sorot matanya tak lepas dari Taufik yang malam itu tampil mengenakan jaket hijau lumut.
Di akhir sambutan Taufik, senator memeluk erat Taufik yang dikenal luas sangat mendukung saat pemilu DPD RI barusan.
Taufik memang tak berlama-lama di atas panggung. Waktu tiga menit yang diberikan tuan rumah dipatuhi.
Kata penulis buku Otak Kiri Otak Kanan, ia sudah bulat membatalkan maju. Sebelum disampaikan di harlah Djafar Alkatiri,
keinginan undur dari gelanggang pilkada sudah dilontarkan beberapa minggu sebelumnya.
”Keinginan saya tidak maju lagi bukan pertama di malam ini. Sebelumnya di rumah pimpinan Bawaslu dan belasan panwascam saya menyatakan tidak maju lagi sebagai bakal calon wali kota Manado. Kebetulan saya ikut membantu dia waktu lalu,”katanya.
Setelah menyatakan menarik diri, Taufik menyatakan legowo merelakan kepada tokoh muslim untuk bertarung di pilwako Manado.
”Siapa saja yang nantinya dipilih partai saya insya Allah ada di dalam barisan,”jelasnya.
Tokoh perempuan Sulut Ha Oki Tanjung dikenal ikut bersimpati dengan tekad dr Taufik bertarung di papan 1 Manado.
”Masya Allah pak dokter. Kenapa mundur?”ucapnya kepada Dr Mardan Umar yang juga terkesiap dengan pernyataan batal maju dr Taufik.
“Saya pun kaget. Baru mendengar pernyataan batal,”kata wakil Ketua KKIG Manado dan Lurah Kampung Islam Herry Anwar
Beragam tanda tanya dilontarkan. Termasuk yang sudah kumpulkan KTP dukungan untuk jalur independen.
“Kami sudah serahkan KTP dukungan pak dokter,”kata karyawan swasta Faisal Jalal warga GPI Mapanget.
Pertanyaan batal majunya dr Taufik ada alasannya. Kata Taufik dengan nada datar dan tenang, dia batal lanjutkan lantaran ada kepentingan besar dan non politik yang butuh perannya.
Kata Taufik, dia merenungi selama berbulan bulan bahwa ada sebagian warga Sulut butuh figur yang menjadi tokoh netral, bisa menjadi penyatu tanpa melihat kepentingan sekat agama, suku dan golongan.
“Selama 5 bulan saya bertemu dengan orang orang di 9 kecamatan membuat kita memilih jalan ini. Alasannya saat ini rakyat lebih membutuhkan orang yang bisa bersama mereka tanpa sekat-sekat politik, agama, dll,”kata Taufik dengan mantap.
Taufik mengaku sebagian pendukung pasti kecewa. Apalagi mereka yang berkeringat memcari dukungan KTP.
Harlah Senator di kediaman di kompleks Blok M dihadiri tokoh penting.
Di antaranya Kakanwil Kemenag Sulut Dr Abdul Rasyid dan istrinya Irma Hunta, anggota DPRD Sulut Amir Liputo, Ketua Baznas Sulut Abid Takalamingan, anggota DPRD Sulut Ayub Albugis.
Ada juga Ketua NU Sulut Ulyas Taha, Ketua PHBI Sulut Syahrul Poli, Endah Ungu, Direktur Pemasaran Bank Sulutgo dan Ketua SI Sulut Machmud Turuis, mantan Kakanwil Kemenag Sulut Syahban Mauluddin, Presidium Kahmi Sulut Suardi Hamzah, budayawan Sulut Reiner Ointoe, Lutvia Alwi, Mahyudin Damis, Azis Tegela, Ketua PKS Sulut Syarifudin Syaafa, Presidium Kahmi Manado Baso Affandy, Sekretaris PPP Sulut Agus Abdullah, tokoh masyarakat dan BTM dan imam Masjid Ijtihad dan Alhidayah Maasing, pimpinan Comel R Pakaya dan puluhan pimpinan Ormas Islam, SI, Muhammadiyah, NU, Matlaul Anwar, KKIG Sulut, KKSS Sulut dan OKPI Sulut.(hm)