Harimanado. LAHAN pekuburan umum untuk warga Muslim di Kota Manado makin langka.
Tak sebanding dengan angka kematian yang meningkat.
Kondisi ini dirasakan ribuan warga Kelurahan Maasing. Khususnya umat Muslim yang terbagi di dua wilayah kemasjidan.

Masjid Alhidayah (jamaah yang menetap di lingkungan satu dan empat) dan Masjid Ijtihad (jamaah menetap di lingkungan dua dan tiga).
”Lahan pemakaman untuk warga Muslim Maasing tidak ada. Selama ini dikuburkan di TPU Kelurahan Tuminting kompleks kampung tali,”tutur Ketua Badan Tamirul Masjid (BTM) ijtihad Maasing Sutrisno Jafar pekan lalu.
Gayung bersambut, pengurus BTM Alhidayah merespon baik.
Kepala KUA Bunaken Yamin Mokohama memediasi pertemuan dua BTM di Warung Kemang, Minggu malam.
”Kita seriusi lahan masa depan ini. Jamaah kita makin gelisah kalau ada kerabat yang meninggal. Kita lalu pernah ada, di Bailang tapi sayang ahli waris pemilik lahan berulah. Padahal sudah ada warga Maasing yang makamkan di Bailang,”katanya.
Pengurus BTM Ijtihad dipimpin Ketua BTM Sutrisno Jafar, didampingi Sekretaris Yugo Prasetio, Bendahara Haris Mokodompit, wakil ketua Arsun Carlos, Idam Malewa, wakil bendahara Irfan Tomoolango dan pembina Ridwan Kodung.
Pengurus BTM Alhidayah diwakili wakil ketua dr Suyanto Yusuf ditemani pengurus lain Iskandar Modjo, Basyar Kiai Demak, Ramdan Kiai dan Bahrin Gani.
Keduanya sepakat membeli lahan TPU khusus jamaah Maasing.
Malah, dr Suyanto Yusuf sudah dapat tawaran lahan sekira 1200 m2 di Bailang. Berdekatan dengan lokasi kuburan warga Maasing yang bermasalah.
”Ada bapak guru, dia mau lepas dengan harga cukup terjangkau. Insya Allah Saya akan coba talangi (pinjaman) nanti jamaah Maasing kita libatkan,”janji Suyanto yang juga anggota DPRD Manado.
Diskusi berlangsung cair dan temukan solusi. Sepakat dibentuk tim pengadaan lahan pekuburan Maasing
dr Suyanto Yusuf ketua pengadaan, Sekretaris Yamin Mokohama, Wakil ketua Sutrisno Jafar, Wakil Sekretaris Ramdan Kiai, Bendahara Iskandar Modjo dan Wakil Bendahara Haris Mokodompit.(hm)