Bongkar Penyebab Kematian WNA
Harimanado.MANADO- Kerusuhan hebat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Tuminting, Manado meratakan sejumlah gedung dengan tanah pada Sabtu (11/4) pekan lalu.
Ratusan narapidana (Napi) yang diduga dari blok napi narkoba dan kejahatan lain mengamuk.
Informasi didapat ribut-ribut di dalam lapas dimulai Sabtu siang. Puncaknya sekira pukul 15.00 Wita.
Silih berganti mereka melakukan aksi lempar ke sejumlah gedung Lapas dan membakar fasilitas seperti sel tahanan, kantin dan lainnya.
Malah di live FB sayup terdengar ada napi menghalau jangan bakar dapur napi dan rumah ibadah. Bersyukurlah para napi masih terkendali emosi.
Sejumlah napi meluapkan emosi mereka kepada oknum kalapas Tuminting. Sambil menunjuk sesuatu mirip benda tajam beberapa napi mengatakan kekecewaan dengan kalapas.
“Masakan ada orang tua meninggal kalapas tidak kasih kesempatan melayat,”teriak napi di live FB.
Petugas lapas tak mampu meredam amarah. Polisi coba membantu.
Namun belum cukup melerai amukan massa. Jelang malam, akhirnya meledak juga gesekan petugas aparat keamanan dan napi.
Informasi yang diperoleh, puluhan napi diamankan. Mereka digelandang aparat ke ruang khusus.
Wajah sangar mereka kelihata memar dengan benda tumpul.
Beberapa dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Satu napi WNA Filipina terkonfirmasi meninggal dunia.
Informasi pemicu bermula saat salah satu napi meminta izin untuk pulang lantaran orang tuanya meninggal dunia, namun tak diindahkan Kepala Lapas Sulistiyo Wibowo, dengan alasan penyebaran Covid-19.
Related Posts

Alahsil, terjadi protes oleh kawan-kawan napi lainnya hingga berujung bentrok.
Sejumlah masyarakat mendesak Kalapas bertanggungjawab atas insiden ini.
Serta para napi yang menjadi otak kerusuhan juga diusut hingga tuntas.”Kami meminta aparat penegak hukum agar mengusut tuntas atas insiden yang terjadi di Lapas Tuminting.
Masyarakat jadi resah atas kejadian ini. Untuk Kalapas agar dapat disanksi di lembaga ia bernaung yakni Kemenkumham, sementara napi yang merupakan otak rusuh diusut secara hukum hingga tuntas,”ungkap sejumlah warga Manado, kemarin.
Sementara itu, Kalapas Kelas II Manado Sulistiyo Wibowo sudah tidak bisa dihubungi melalui sambungan telephon. Saat kejadian juga tak terlihat.
Tapi sebelumya Sulistyo sempat menanggapi soal kematian napi WNA Filipna warga binaan Lapas Tuminting.
Dia mengelak dan mengaku tidak tahu penyebab kematian. Karena napi WNA meninggal di RS..
“Meninggal di rumah sakit. Bisa saja ada riwayat sakit bawaan. Saya tidak tahu.”tandasnya.
Memang tanggung jawab insiden di lapas semua di tangan kalapas. Baik Polda Sulut dan Kanwil Menkumham Sulut menyerahkan tanggung jawab ke Kalapas Tuminting. (Berita lain di Koran Harian Manado terbit Senin 13/4).(hm).