
Harimanado.com, RAMADHAN adalah bulan mulia yang dinantikan dengan penuh kerinduan dan pengharapan. Bulan diturunkannya Al Qur’an, bulan dikabulkannya doa-doa, setiap amal kebaikan dilipatgandakan nilainya, bulan pengampunan dosa, bulan terbaik untuk bersedekah, adanya malam Lailatul Qodar dan banyak lagi keistimewaan bulan Ramadhan.
Persiapan terbaik pasti telah kita buat, menyambutnya dengan penuh kebahagian. Mulai dari menu untuk sahur, buka puasa, pakaian untuk sholat Tarawih, terlebih khusus untuk Perayaan Idul Fitri. Telah terpikirkan kemana kita akan bersilaturahim di hari Idul Fitri nanti, memakai pakaian baru dan bergaya seindah-indahnya. Kue-kue dan menu makanan untuk perayaan Idul Fitri harus disajikan yang terbaik untuk menyambut tamu-tamu yang akan datang ke rumah kita. Bahkan perabotan rumah diusahakan model terbaru juga.
Tapi tak semua harapan dan keinginan kita akan terlaksana, satu yang pasti takdir Allah yang akan berlaku. Ada satu makhluk kecil Allah yang bernama Corona, bentuknya menyerupai mahkota dengan ukuran diameter 100-120 nm atau nanometer. Sangat teramat kecil dan tak kasat mata kecuali dengan alat bantu. Bagaimana mungkin makhluk sangat kecil itu boleh merusak rencana kita, manusia yang mulia dengan kemampuan luar biasa.
Hanya karena makhluk kecil Allah itu, pasar, sekolah, kantor, swalayan, terminal, pelabuhan bahkan bandara ditutup. Kita diperintahkan untuk di rumah saja, guna memutus rantai Covid-19 ini. Bahkan untuk sholat di Masjid diarahkan untuk di rumah saja. Tak pernah terpikirkan tak akan melaksanakan Tarawih di Masjid,. Tak akan melaksanakan Sholat Idul Fitri berjamaah dengan tetangga, kerabat dan masyarakat. Ritual jabat tangan, sesudah Sholat Idul Fitri sudah tak mungkin terjadi. Bahkan ada keluarga yang tak merasakan nikmatnya Tarawih karena tak ada yang bisa menjadi Imam. Semua harapan sirna, pakaian dan perabotan baru, kue-kue dan menu Idul Fitri nan mewah tak berguna jua. Karena tak bisa kita pamerkan kepada orang lain.
Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286 :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.
Lalu bagaimana kita menghadapi ujian ini. Apakah menjadikan kita semakin taat dan dekat pada Allah. Banyak hal baik yang kita boleh peroleh. Semakin banyaknya waktu di rumah untuk keluarga, boleh mendidik langsung anak-anak kita, dan banyaknya waktu untuk melaksanakan amal ibadah selama bulan Ramadhan yang nilainya dilipatgandakan. Nah, pilihan ada pada kita, akankah kita bersabar menghadapi ujian ini, mampukah kita menggapai berkah Ramadhan. Mari kita bersama-sama berdoa agar Allah memampukan kita menghadapi kehidupan yang penuh dengan ujian. Semoga Allah meridhoi dan menerima amal perbuatan kita. (***)