Harimanado.com, MANADO–Untuk kesekian kalinya lembaga pegiat pemilu Network for Indonesian Democratic Society (Netfid) Sulawesi Utara (Sulut) menggelar diskusi virtual dengan sejumlah pembicara. Kegiatan yang dihelat Sabtu (4/7) itu mengambil segmen perempuan dan politik.
Ketua Netfid Sulut Yardi Harun mengatakan, bawah seri diskusi daring ketiga sengaja mengambil segmentasi perempuan dan politik. Mengingat banyak forum diskusi Demokrasi dan kepemiluan beberapa bulan terakhir sedikit yang mengangkat tema keperempuanan. Menurutnya, disisi lain persoalan sosial yang ditemui ketika bicara kekuasaan rakyat adalah fakta bahwa ada relasi kuasa yang tidak setara diantara unsur-unsur sosial yang ada. Salah satu ketidaksetaraan yang serius dan fundamental dalam kebanyakan masyarakat melibatkan posisi dan relasi kuasa terhadap kaum perempuan yang perlu kita obrolkan dalam diskusi nanti.
“Diskusi kali ini mengangkat tema Representasi dan Kepemimpinan Politik Perempuan di Indonesia dengan Narasumber diantaranya Dahlia Umar (Ketua Netfid Indonesia), Hillary Brigit Lasut (Anggota Komisi I DPR RI), Yessy Momongan (KPU Provinsi Sulawesi Utara) dan Lidya Kadawangko (Akademisi IAKN Manado),”kata Harun.

Lanjutnya, partisipan diskusi ini terdiri dari komunitas pegiat demokrasi khususnya pembelaan hak – hak perempuan, para pegiat dan penyelenggara pemilu serta pemantau pemilu.
Diskusi yang berjalan kurang lebih dua jam ini membahas beberapa tema sentral diantaranya pentingnya representasi perempuan di ruang publik tidak hanya sekedar representasi melainkan perlu didorong adanya partisipasi.
“representasi gender di Sulawesi Utara cukup signifikan. Dilihat dari beberapa posisi strategis pada sektor kepemimpinan lembaga publik di tempati oleh perempuan,”ujarnya.
Ia menambahkan, selain representasi perempuan, hal lain yang perlu didorong adalah bagaimana perempuan bisa menyuarakan aspirasi mereka. “Sebab, kualitas jumlah keterwakilan perempun di parlemen akan sia-sia jika mereka tidak mampu menyampaikan aspirasi,”tandasnya.(fjr)