Harimanado.com– Perang psywar Partai Golkar dan PDIP di Sulut jelang pemilihan gubernur Sulut 9 Desember 2020 wajar terjadi.
Taufik Tumbelaka, Direktur Tumbelaka Institute menganalisa, banyak partai besar masih berhitung untuk melawan calon petahana.
Matematika politik yang rasional harus dilakukan andai ingin menumbangkan Petahana ODSK.
Dua calon ini punya segala yang dibutuhkan.
Mereka didukung parpol saat pemilu legislatif 2019 meraih kursi terbanyak di DPRD Sulut dan mengirim Wakil Rakyat terbanyak di DPR RI.

“Ini terlihat dengan sangat berhati-hatinya kekuatan politik yang akan mengusung kandidat bakal calon. Sampai saat ini masih belum ada yang resmi mengumumkan pasangan bakal kandidat Gubernur – Wakil Gubernur Sulut,” katanya.
Menurutnya, asumsi Partai Golkar (PG) Sulut yang andalkan CEP akan menjadi lawan tangguh adalah sah-sah saja.
“Karena memang CEP figur paling menonjol dalam ‘stok’ PG Sulut. Sehingga otomatis dukungan PG di Sulut terhadap CEP relatif bulat utuh dengan gesekan faksi tidak terlalu besar,” tuturnya.
Di sisi lain Partai Nasdem Sulut memiliki sejumlah figur menonjol. Akibatnya akan menghadapi tugas tambahan menyatukan kekuatan faksi agar tidak terjadi bulat lonjong.
“Untuk menghadapi Sang Petahana yang kuat maka PG Sulut dan Nasdem Sulut tetap harus menghadirkan figur ‘papan dua’ yang tepat, agar bisa meraih probabilitas kemenangan lebih besar. Fakta yang dihadapi PG dan Nasdem Sulut adalah figur ‘papan dua’ akan berpengaruh signifikan dalam mendapatkan pencapaian maksimal dalam pertarungan Pemilu Kada Sulut 2020,” tutupnya. (hm)