PERISTIWA tiga tahun lalu sulit dilupakan Bupati Bolmong Selatan Iskandar Kamaru. Begitu dramatik. Sangat mendebarkan jika diingat kembali.
Momen itu terjadi sekira pertengahan tahun 2018. Kamaru baru dua tahun lebih menjadi wakil bupati. Berpasangan dengan Herson Mayulu sebagai bupati incumbent.
Batin putra Posigadan ini berkecamuk. Tidak ada waktu untuk berfikir. Dia harus memilih. Pilihannya sangat sulit ditolak. Dia harus memilih bersedia. Hanya itu opsi yang diberikan PDIP.
Apalagi yang memintanya adalah mentor politik. Politisi matang yang kharismatik. Yang tidak lain adalah Bupati pertama Herson Mayulu.
“Kalau mengingat masa itu, saya tidak bisa bayangkan. Kami berdua berpelukan erat. Seperti kakak dan adik. Air mata kami pun jatuh.
Saya akhirnya memenuhi permintaan pak Herson untuk undur dari bupati, karena akan calonkan diri sebagai anggota DPR RI dan saya otomatis harus mengganti posisi menjadi bupati di sisa periode,” tutur suami dari Selpian Kamaru Manopo.
Singkat cerita, kedua politisi beda generasi saling berikhtiar. Dan Allah meridhoi keduanya menjadi anggota DPR RI dari PDIP dan Kamaru menjadi bupati periode 2021-2026 berpasangan dengan Deddy A Hamid.
Perjalanan karir alumni HMI Komsiariat Peternakan Unsrat ini dimulai dari bawah. Sebelum ayah empat anak terjun ke rimba politik, dia berkarir sebagai karyawan. Di awal Gorontalo menjadi provinsi tahun 2000 awal, ayah empat anak ini diutus Fadel Muhammad ke Jepang. Bertahun tahun dia menimba pengalaman di negeri Sakura.
“Saat itu bertepatan dengan Piala Dunia di Korsel dan Jepang sebagai tuan rumah. Saya sempat menonton pertandingan di Jepang,” ingat Ketua PDIP Bolsel ini.
Sekembali ke tanah air, lelaki kelahiran 1974 ini sempat diajak Bupati Gorontalo waktu itu. Dia dipaksa ikut PNS. Namun, jiwa entrepreneurship membuat Iskandar memilih bertahan.
Bermodalkan penghasilan dari Jepang, Iskandar membeli mobil pick up. Sendirian dia keliling pasar hingga pesisir pantai Pinolosian. Komoditi apa saja dia beli. Dijual ke pasar atau pedagang ekspor local. Jalan waktu itu tidak semulus sekarang. Tapi, jiwa bisnis Iskandar Kamaru melawan semua rintangan.

Sambil berdagang, aktivis HMI Manado ini membentuk wadah di kampung halaman. Sepak terjang Iskandar muda, terdengar di telinga Ketua PG Bolaang Mongondow Hj Marlina Moha Siahaan (MMS).
“Kebetulan bupati Marlina sudah dengar tentang saya. Dia kemudian mengajak saya masuk Golkar. Dan pada 2004 saya ikut pileg, langsung dapat kursi,” katanya.
Kemudian yang menarik, julukan BERKAH (Bersama Kamaru Abdul Hamid) tidak kebetulan belaka. Penuturan bupati, dia punya pengalaman yang agak metafisik. Entah kebetulan, tapi ada seseorang yang dagangannya alhamdulillah maju. Bisnis kapal ikan.
“Saya dianggap pengantar rezeki dari Allah. Karena saya diminta untuk melepas kapal ikan. Akhamdulillah usahanya lancer. Armada sudah lebih dari dua. Itu pun kebetulan saja. Tapi dianggap pembawa berkah,” tutur Kamaru sambil tersenyum.
Kamaru juga mengaku beruntung dapat pasangan Deddy Abdul Hamid. Keduanya resmi dikukuhkan sebagai bupati dan wabup Januari 2021.
Pasangan BERKAH diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Pasangan BERKAH, pantas menang lantaran mewakili tiga etnis besar di Bolsel, baik suku Gorontalo, Bolango dan Mongondow.
Anggota DPRD Bolsel 2009-2014 putra keturunan Gorontalo lahir dan besar di Bolsel. Kawin dengan Selpian Manoppo asli Mongondow.
Deddy Abdul Hamid, si wakil bupati perwakilan dua etnis Bolango dan Gorontalo. Kawin dengan Rosdiana Lapatola asli mongondow. Hamid sendiri termasuk politisi membumi. Ini terbukti, putra Gorontalo kelahiran 1969 meraih kursi saat pemilu 2014. Hamid memang ditakdirkan dengan Kamaru. Wakil Ketua PDIP Bolsel mampu seirama dengan Kamaru dari 2018 hingga terpilih lagi.(faj)