Harimanado.com-Bupati Bolaang Mongondouw Selatan (Bolsel), Haji Iskandar Kamaru membatalkan pinjaman Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Menurut Bupati, alasannya karena kondisi APBD Bolsel tidak memungkinkan.
Bilamana dipaksakan, akan sangat membebani APBD dan bahkan dapat mengancam program pemerintah daerah lainnya.
“Kalau dana PEN ini kita paksakan, maka ke depan tugas kita hanya akan membayar bunga dan pokok dari pinjaman itu.
Sementara banyak sektor dan program lainnya yang masih membutuhkan anggaran. Atau dengan kata lain terancam tidak terealisasi penuh sesuai dengan yang diharapkan,” jelas Bupati.
Related Posts
Bupati menjelaskan, berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang tertuang dalam PMK Nomor 179/2020 tentang perubahan PMK Nomor 105/2020 tentang pinjaman pemerintah daerah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di daerah, disebutkan bahwa dana pinjaman dikenakan bunga sekitar 6 persen.
“2022 kita sudah harus bayar bunga l, kemudian di tahun 2023 dan seterusnya pengembaliannya akan lebih banyak,” kata Iskandar.
Di sisi lain, konsentrasi anggaran akan banyak terserap utuk pemilihan legislatif (Pileg) dan Pilkada. Belum lagi biaya lainnya yang ditanggung APBD.
“Belanja pegawai kita di APBD sudah melebihi 50 persen. Belum lagi beberapa tahun ke depan kita menghadapi tahapan Pemilu yang tentunya butuh alokasi anggaran lebih. Artinya, pemimjaman dana PEN ini bila dipaksakan akan terjadi minus dalam APBD nanti,” jelas Iskandar.
Sebelumnya, Pemda Bolsel sempat mengajukan permintaan peminjaman dana PEN ke kementerian. Dana pinjaman tersebut direncanakan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur daerah. Namun, dengan berbagai pertimbangan, dana PEN akhirnya dibatalkan. (ail/an1)
