Harimanadom.com-Tarif baru yang diberlakukan di Pelabuhan Manado mendapat protes warga Nusa Utara. Sebab, tarif tersebut dinilai terlalu membebankan warga yang masuk di pelabuhan itu.
Apa lagi di situasi ekonomi masyarakat yang tidak stabil akibat pandemi covid-19.
Hal itu disuarakan oleh Anggota DPRD Provinsi Sulut, Sherly Tjanggulung. Menurut politisi dari daerah pemilihan Nusa Utara itu, kebijakan tersebut sangat merugikan warga yang akan melakukan perjalanan lewat laut pergi di tiga kabupaten yakni Sitaro, Sangihe dan Talaud.
“Tarif di Pelabuhan Manado terlalu tinggi. Itu harus diturunkan,” tegasnya.
Dikatakan politikus Partai Nasdem ini, warga sangat keberatan dengan tarif masuk pelabuhan Manado.

“Jadi maksudnya, bukan dihapuskan. Akan tetapi diturunkan atau dikurangi. Sebab kita tahu bersama saat ini banyak orang kesulitan ekonomi karena di PHK, pendapatan berkurang karena PPKM,” paparnya.
Bilamana dikurangi, lanjutnya, warga sangat bangga terhadap pemerintah. Makanya pemerintah harus menyikapi keluhan masyarakat ini,” tandasnya.
Dirinya juga mengusulkan tarif khususnya Melonguane.
“Mengigat itu adalah daerah perbatasan, maka tarif dan transportasinya harus tetap,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulut Lynda Wantania mengatakan, untuk tarif kapal yang berada di daerah kepulauan sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Namun sampai saat ini belum terealisasi.
“Untuk tarif itu yang lebih bertanggung jawab yaitu Pelindo. Terkait dengan angkutan antar pulau, sampai saat ini belum ada transportasi yang tetap,” tuturnya. (An1)