Harimanado.com-Produk lokal minuman beralkohol dengan berbahan dasar Captikus, siap dipasarkan. Produk tersebut bernama Wangae.
Nama Wangae digunakan karena bahan baku dasar Captikus olahan dibeli dari petani asal Desa Wanga Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel)
General Manager PT Hakato Atra Industri, Petrus Adam mengaku, pihaknya niat tulus mengangkat ekonomi petani Captikus di Minsel. Tujuannya, memberdayakan petani Captikus dengan cara yang benar.
“Kami sudah ada izin beberapa kementrian yakni, Kementrian Perindustrian, Perdagangan dan Investasi. Sudah lengkap. Tinggal tunggu waktu untuk launching,” kata Petrus di sela-sela pertemuan dengan Wakil Ketua DPRD Sulut Billy Lombok di ruang kerja, Senin (20/9).
Meski belum diperkenalkan secara resmi, namun sudah ada permintaan di beberapa daerah. Seperti Bali, Jakarta, Balikpapan, Kalimantan.
“Target kami nasional. Tapi memang kami masih menunggu waktu tepat untuk launching,” ucapnya.
Terkait bea cukai, itu sudah dipenuhi. Dia juga mengaku di masa pandemi pihaknya merasakan kesulitan proses perizinan.
“Tapi syukur semua sudah rampung. Yang pasti tujuan kami ingin berkontribusi ke daerah. Karena produk kami ini sudah jadi whisky,” terangnya.
Bahan baku dasarnya alkohol diambil dari Captikus. Namun masih menggunakan kayu yang diimpor dari Amerika untuk hasilkan warna.
“Tapi ada produk lokal yang kami gunakan, yakni buah Pala. Kami tidak tinggalkan kearifan lokal. Untuk dapatkan hasil seperti ini kami tak pakai bahan pewarna. Semua dibuat dari tumbu-tumbuhan,” jelasnya.
Ditambahkan Petrus, pihaknya ingin maksimalkan hasil Captikus di daerah. Dan untuk sementara ini Captikus masih diambil dari Desa Wanga.
“Tapi tak menutup kemungkinan kalau edaran sudah besar, kami akan ambil dari daerah lain jika Captikus dari Desa Wanga sudah tak mampu penuhi kebutuhan,” tuturnya.
Pengelolaan Wangae standar eropa untuk mendapatkan kualitas alkohol yang bagus.
“Ini yang membuat minuman jadi mahal,” tutupnya. (An1)