JAKARTA- Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang ada figur calon presiden (capres) yang mempunyai rekam jejak politisasi agama membuat PKB bereaksi keras.
Waketum PKB Jazijul Fawaid menegaskan telah menyiapkan langkah-langkah untuk mendisiplinkan kadernya tersebut. PKB meminta Menag Yaqut menjaga ucapannya.
“Hati-hati menjaga mulutnya. Karena apa, karena ini pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement-statement yang nggak perlu. Rakyat itu lebih paham,” kata Jazilul kepada wartawan, Minggu (1/10).
Cak Imin merespons pernyataan Yaqut. Cak Imin berkelakar pernyataan itu seperti buzzer.
“Ah itu omongan buzzer, ha-ha-ha,” kata Cak Imin di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (1/10).
Cak Imin lalu tersenyum. Cak Imin tidak menjelaskan lebih lanjut terkait ucapannya itu.
Namun GP Ansor membela Yaqut dengan menyebut PKB arogan.
Pernyataan Menag Yaqut diketahui disampaikan dalam sambutannya saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo, seperti dilansir detikJateng, Jumat (29/9/2023). Acara itu diikuti umat Buddha.
Yaqut mulanya mengingatkan memilih pemimpin negara tidak boleh asal-asalan. Dia mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak hanya pandai dalam berbicara dan bermulut manis.
“Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, mukanya ganteng itu dipilih, jangan asal begitu, harus dilihat dulu track record-nya,” jelasnya.
Yaqut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik. Yaqut lalu mengungkit Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.
“Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” kata Yaqut.(detik)