BULAN Syawal adalah bulan ke 10 dalam penanggalan hijriah sesudah ramadan, dan tanggal 1 Syawal, umat Islam merayakan hari Raya Idul Fitri sebagai perayaan setelah menjalani puasa selama bulan Ramadhan. Syawal diartikan dengan peningkatan, Ada juga berpendapat, Tasywiil Labnil Ibil (syawwalnya susu unta), berarti susu unta yang tinggal sedikit atau berkurang. Ibnul ‘Allan asy-Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya unta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Terlepas dari makna nama syawal tersebut kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa Sunnah 6 (enam) hari dan akan menggenapkan ganjaran puasa setahun oleh Allah swt. “Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal)”,
“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa satu tahun.” (HR. Imam Muslim).Semisal Bulan Ramadan (puasa sebulan penuh) sama dengan (berpuasa) selama sepuluh bulan (30 x 10 = 300 hari = 10 bulan) dan puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan (berpuasa) selama dua bulan (6 x 10 = 60 hari = 2 bulan). Jadi seolah-olah jika seseorang melaksanakan puasa Syawal dan sebelumnya berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadan, maka dia seperti melaksanakan puasa setahun penuh. Puasa-puasa yang dilaksanakan mempunyai banyak keutamaan sebagaimana diterangkan dalam hadits qudsi : ”Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).”
Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi.”
Ibnu Rajab berkata, ”Barangsiapa melakukan dan menyelesaikan suatu ketaaatan, maka di antara tanda diterimanya amalan tersebut adalah dimudahkan untuk melakukan amalan ketaatan lainnya. Dan di antara tanda tertolaknya suatu amalan adalah melakukan kemaksiatan setelah melakukan amalan ketaatan. Jika seseorang melakukan ketaatan setelah sebelumnya melakukan kejelekan, maka kebaikan ini akan menghapuskan kejelekan tersebut. Yang sangat bagus adalah mengikutkan ketaatan setelah melakukan ketaatan sebelumnya. Sedangkan yang paling jelek adalah melakukan kejelekan setelah sebelumnya melakukan amalan ketaatan. Ingatlah bahwa satu dosa yang dilakukan setelah bertaubat lebih jelek dari 70 dosa yang dilakukan sebelum bertaubat.
Mintalah pada Allah agar diteguhkan dalam ketaatan hingga kematian menjemput. Dan mintalah perlindungan pada Allah dari hati yang terombang-ambing.”
Insya Allah, Allah dan RasulNya selalu memberikan taufik dan hidayahNya untuk semua umatNya yang selalu beristiqomah dalam menjalankan syariatNya, dan Insya Allah amalan yang dilakukan di bulan Ramadan diterimaNya, dan memudahkan untuk menyempurnakan dengan amalan dibulan Syawal..AMIN AMIN YA RABBAL ALAMIN. (***)