PM Israel Ingin Habisi Hamas Sampai Kiamat

JAKARTA- Kemarahan Zionis Israel terhadap Hamas Palestina sudah diubun ubun. Tidak ada lagi jalan damai, apalagi gencatan senjata.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk melanjutkan perang melawan Hamas di Jalur Gaza, Palestina, pada Selasa (21/11)

Bacaan Lainnya

Dia menegaskan, gencatan senjata sementara untuk melepaskan sandera di Gaza tidak akan berarti akhir dari pertempuran. “Ada pembicaraan yang tidak masuk akal di luar sana bahwa setelah mengembalikan korban penculikan, kami akan menghentikan perang,” kata Netanyahu, sebagaimana diberitakan Al Jazeera.

PM Israel berkata demikian menjelang agenda pemungutan suara oleh kabinet tentang kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata sementara di Gaza.

Pertemuan itu dilaporkan melibatkan seluruh kabinet Israel yang beranggotakan 38 orang. Kepada kabinetnya, Netanyahu menyatakan, Israel akan terus berperang di Gaza sampai semua tujuannya tercapai. “Jadi saya ingin mengklarifikasi: Kita sedang berperang, kita akan terus berperang, kita akan terus berperang sampai kita mencapai semua tujuan kita. Akan memastikan bahwa di Gaza, tidak akan ada pihak yang menjadi ancaman bagi Israel,” terang PM Israel.

Kondisi Kota Gazza pekan lalu

Dia menambahkan, seperti diberitakan Kantor berita AFP, bahwa menerima kesepakatan untuk pembebasan sandera yang diambil dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober adalah keputusan yang sulit tetapi tepat. “(Presiden AS Joe Biden telah membantu) Memperbaiki kerangka kerja yang sedang disusun di hadapan Anda…,” katanya kepada kabinetnya

Keluarga para sandera telah menuntut agar Pemerintah Israel mengembalikan semua sandera yang ditahan. Namun, partai Zionis Religius, bagian dari pemerintahan koalisi Netanyahu, telah menentang.

Sumber-sumber dari Hamas dan Jihad Islam, yang juga mengatakan kepada AFP dengan syarat anonim bahwa kesepakatan tentatif itu akan mencakup gencatan senjata selama lima hari. Itu terdiri dari gencatan senjata di darat dan penghentian operasi udara Israel di Jalur Gaza, kecuali di bagian utara, di mana operasi tersebut hanya akan dihentikan selama enam jam setiap hari.(Kompas)

Pos terkait