Wisata Ketupat Maasing-Mahawu jadi Ikon

Semua Etnis, Suku dan Agama Menyatu Dihidangan Khas Manado

 

Bacaan Lainnya
PADAT: Suasana lebaran ketupat di Kelurahan Maasing, Rabu (12/6) siang.

MANADO–Tradisi Lebaran Ketupat di dua Kelurahan di Kota Manado berlangsung spektakuler.

Ribuan warga dari berbagai daerah tumpah ruah direntetan gang jalan Mahawu dan Maasing.

Momentum setiap Idul Fitri ke tujuh ini sudah puluhan tahun dilakukan Umat Muslim di dua Kelurahan tersebut.

Bahkan yang menarik para tamu yang datang banyak dari teman-teman Kristen yang memiliki saudara, kerabat dan sahabat didua tempat tersebut. Ajang silahturahmi pun kental terasa.


Berbagai jenis makanan disajikan untuk menyuguhi para tamu yang silih berganti datang. Mulai dari kuah bugis, ikan bakar, sapi garo, ayam rendang dan masih banyak menu khas Manado lainnya.

Lantunan musik pun ditampilkan disetiap kompleks didua Kelurahan itu. Lomba panjat pinang dan lari karung turut memberi warna keramaian di Lebaran Ketupat. Jika diprediksi ratusan juta rupiah merogeh koce warga setempat untuk mempertahankan tradisi, silahuturahmi yang membawa berkah tersebut.

Ibu sutriani Hamsah Saat diwawancarai menuturkan anggaran yang dibutuhkan untuk hidangan para tamu berkisaran dua jutah rupia bahkan lebih. Itu pun persediaan sehari bahkan tidak bisa tersisa.

” Ia karena sudah menjadi tradisi kita maka semua rumah pasti menyediakan hidangan untuk tamu masing,”tuturnya.
Menurutnya kalau dihitung-hitung anggaran yang akan dikeluarkan sehari untuk semarak ketupat ini bisa mencapai ratusan juta rupiah.

” Yah kalau memang diratakan bugednya yang dikeluarkan dua juta rupiah, maka angaran keseluruhan 5000 kepala rumah tangga bisa mencapai ratusan juta rupiah yang habis sehari di Lebaran ketupat ini,”tutupnya.

Terpantau ratusan masyarskat yang hadir di Semarak ketupat di dua Kelurahan tersebut sangat menikmati perayaan yang sudah menjadi agenda tahunan.

Ditambah juga para tamu dihibur oleh lantunan musik disetiap gang-gang yang ada.(ewa/fjr)

Pos terkait