Anas Urbaningrum Terpikat Melting Pot Manado, Sebut Keunggulan Jarod dan Kiai Modjo

MANADO- Magnet atau daya tarik Anas Urbaningrum masih kuat di Kota Manado. Saat silaturahmi pekan lalu di Manado, Anas disambut hangat ketika berkunjung di beberapa tempat di Sulut

Sosok Anas seperti dinantikan. Di Kotamobagu, Selasa (22/08) hingga acara di Manado dan Kampung Jawa Tondano Minahasa, pada Rabu (23/08), warga yang berpapasan ingin dijabat tangan.

Bacaan Lainnya

Salah satu bukti magnit Anas ada di Jalan Roda (Jarod), yang terletak di jantung pusat Kota Manado. Kawasan Jarod disebut miniatur sosial politik dan budaya warga Manado.

Di pintu gerbang Jarod semua mata menatap Ketua Umum PKN ini. Warga yang lagi duduk berdiri menyambut dan disalami.

Anas Urbaningrum (kaos putih), samping kanan Taufik Hidayat dan kiri ADM di Warung Kobong

Teman akrab Anas, Taufik Hidayat mantan Anggota DPR RI dari Partai Golkar mengaku kagum dengan daya pikat Anas. Taufik yang berjalan tepat di belakang Anas spontan menyebut kalimat pujian.

“Memang The Legend mas Anas,”ucap mantan Ketum PB HMI sebelum Anas.

Anas begitu terpikat dengan suasana Jarod. Senyum khas putra Blitar ini menghiasi wajah teduhnya. Anas terpukau dengan ‘bangsa’ kecil di dalam Jarod. Pengunjung duduk berkelompok. Penampilan aneka ragam. Ada yang kenakan pakaian rapi. Ada  yang kenakan oblong dipadu celana pendek. Ada yang berjubah seperti jamaah tablig. Dia mengesankan Jarod miniatur melting pot Kota Manado

“Saya terkesan dengan berbagai komunitas ada dalam Jarod. Ada eksklusivitas yang dimiliki. Masing masing membicarakan isu yang berbeda. Yang mereka bicarakan juga sesuatu yang berat berat,”ujar Anas.

Anas kerasan di Jarod. Padahal Rabu sore itu, suhu terasa gerah. Amat padat pengunjung. Anas menikmati sajian kopi susu Jarod. Dengan pisang goreng dan nasi jaha. Beberapa teman akrab ikut mendampingi. Diapit Taufik Hidayat di samping kanan, di sisi kiri ada the Legend of Manado Yayat Biaro. Dan beberapa pendamping Anas dari Jakarta.

Anas Urbaningrum (kiri) kaos hitam di Jarod pekan lalu

Sambil nikmati menu, beberapa aktivis Jarod ajak diskusi ringan. Saat di Jarod banyak yang ingin menikmati  narasi politik Anas. Namun lantaran serba mendadak, pemilik rukop Hany Ointoe tidak sempat siapkan alat pengeras suara.

“Sebenarnya pala Utu sudah mau siapkan. Minta Refly bawa salon kecil,”ujar Iswadi Amali aktivis penghuni setia Jarod.

Jelang Magrib sekira 17.45 waktu Manado, Anas dan rombongan beranjak pulang. Banyak juga yang ingin salaman. Balik ke Hotel Aston Manado, Anas diajak jalan kaki dari Jarod. Jaraknya tidak jauh. Mengitari pusat bisnis kota tua, sudah sampai di hotel.

Anas jalan kaki lewati koridor toko yang rata rata dimiliki saudagar China. Di depan toko berjejer pedagang pedagang mikro yang jualan asesoris dan emas perhiasan. Semua menyapa dan disapa Anas.Malah tanpa diduga, ada dua pengendara mobil teriak menyapa nama Anas.

Suasana Jarod amat berkesan di memori Anas. Berkali kali Anas menyebut Jarod saat tampil di Dialog Kebangsaan yang diadakan Kahmi dan HMI Manado di Aston Hotel.

Anas mengakui rasa kagum dengan sosial budaya pengunjung Jarod.

Anas Urbaningrum di Masjid Kiai Modjo

Sebelum di Jarod, mantan anggota DPR RI ini mampir sarapan pagi di Warung Kobong. Berbagai kuliner khas Manado tersaji. Ada tinutuan, mie cakalang dan kue khas Manado. Saking senangnya, Anas minta direkam selagi dia mencicipi. Selagi makan, Anas menyebut nama masing masing kue. Yang menggelitik adalah saat mencoba kue Binyolos. Anas dengan cerdas mengibaratkan kue dengan bahan baku yang berbeda, seperti proyek hilirisasi tambang nikel.

“Kue ini bahan bakunya hasil hilirisasi juga. Seperti program hilirisasi nikel yang baru dilakukan pemerintah sekarang. Saya mendukung program ini. Yang seharusnya hilirisasi telah dilakukan jauh sebelumnya,”ujarnya.

Dari Warung Kobong milik mantan wakil wali Kota Manado Harley Mangindaan, Anas dan 8 mobil ziarah ke Makam Kiai Modjo.

Usai ziarah di atas bukit, mampir di masjid  agung di kampung Jaton untuk sholat Dzuhur. Pimpinan dan jamaah meminta Anas untuk bicara singkat. Anas pun mengurai kisah heroik Pangeran Diponegoro dan panglima perangnya Kiai Modjo. Di mana VOC Belanda hanpir bangkrut ketika berperang melawan Diponegoro.

Anas mengakui perang Diponegoro seperti perang jihad yang dimenangkan Diponegoro. Dia mengakui, ziarah kubur Kiai Modjo juga untuk mengembalikan spirit perjuangan politiknya.

“Saya ziarah ini seperti lakukan ngecharges,”ucapnya.(hm)

Pos terkait