Gempa 7.1, Rumah dan Gereja di Bitung Rusak

Harimanado.BITUNG– Warga pesisir Lembeh Utara sudah terlelap Jumat dini hari (15/11).

Hanya satu dua orang lalu lalang di jalan.

Bacaan Lainnya

Maklum hari sudah larut. Suhu udara agak dingin.

Tiba-tiba goncangan amat keras menggoyang badan rumah. Mereka serentak bangun. Sejurus kemudian suara dari berbagai sudut meminta lari lari secepatnya ke atas bukit.

Mereka pun menunggu dengan cemas. Dari mana pusat gempa berada. Sekian menit kemudian informasi masuk.

Pusat gempa dengan magnitudo 7,1 SR terjadi pada ,sekira pukul 00.17 Wita; di antara Jailolo dan Kota Bitung.

Posiis gempa 1.67 Lintang Utara
(LU), 126.39 Bujur Timur (BT) kurang lebih 137 Km Barat Laut Jailolo-Maluku Utara atau 144 km dari Kota Bitung.

Warga di Pulau Lembeh yang berhadapan langsung dengan laut Maluku Utara makin panik.

Dari media sosial beredar akan terjadinya tsunami di pantai Bitung dan Minut.

“Kami sebagian sudah berlari ke atas bukit,”kata Meiva via telephone warga Tendeki Lembeh Utara.

Ribuan warga Bitung adu cepat
mencari perlindungan dengan mengungsi ke dataran yang lebih tinggi.

Ada  dengan berjalan kaki maupun  berkendaraan roda dua dan empat.

Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan menuju kawasan yang
lebih tinggi dan dianggap aman dari terjangan Tsunami.

Satu lokasi di antaranya
kawasan Jalan 46, Kelurahan Tendeki dan Kelurahan Danowudu.

Kepanikan masyarakat pesisir Kota Bitung ini karena adanya sebagian informasi yang mengatakan air laut telah surut jauh (salah satu tanda Tsunami) tetapi ada pula yang mengatakan air laut telah mulai naik ke
daerah pesisir atau perumahan penduduk.

Wakil Walikota Bitung Maurits Mantiri melalui akun media sosialnya sesaat setelah terjadinya gempa

 

dan adanya peringatan Status Waspada
dari BMKG untuk Kota Bitung  berusaha menenangkan dan mengarahkan
warga untuk mencari tempat yang aman dengan ketinggian 20 meter atau
lebih dari permukaan laut.

 

“Cari tempat tertinggi minimal 20 meter.
Seluruh Jalan 46 (sekarang Jalan Sarundayang) sudah ada dalam area di
atas 20 meter. Sambil kita berdoa kiranya Kota Bitung dalam lindungan
tangan Tuhan,” imbaunya.

Kepala BPPD Bitung  Rudy Wongkar membenarkan arahan Mantiri tersebut
dengan mengatakan, bahwa apabila terjadi gempa maka prinsip 20-20-20
harus segera diingat dan diterapkan.

 

Prinsip tersebut adalah 20 detik
goyangan, 20 menit golden time dan 20 meter ketinggian aman.

 

“Kita pernah mengadakan simulasi beberapa waktu yang lalu dengan
mengetes jarak dari daerah pesisir ke area kawasan Jalan 46 memakan
waktu 15 menit dengan berjalan kaki.

 

Oleh karenanya ketika kita
merasakan adanya gempa yang kemungkinan berpotensi tsunami segera
kedataran yang lebih tinggi dan aman kurang lebih di atas 20 meter.

 

Dan Jalan 46 adalah lokasi aman terdekat dari pesisir pantai,”
tuturnya.

Lanjutnya, menurut BMKG ada tsunami sekira 10 cm saja yang sampai di
Kota Bitung dan ini memang hanya seperti gelombang ombak biasa.

Sampai Jumat, sekira pukul 12.00 Wita, terdata ada 6 rumah semi
permanen milik warga yang terdampak gempa dan mengalami kerusakan.

“4 rumah di Kelurahan Binuang, Kecamatan Lembeh Utara, 1 rumah di
Kelurahan Lirang, Kecamatan Lembeh Utara dan 1 rumah lagi di Kelurahan Pateten Satu, Kecamatan Aertembaga,” tuturnya.

Wali Kota Bitung Max Lomban juga telah memerintahkan agar
instansi terkait segera melaksanakan pertolongan terhadap warga dan
menenangkan warga agar tidak panik.

 

Kemudian bekerjasama dengan
jajaran Polres Bitung mengatur dan mengarahkan warga untuk melakukan
evakuasi dengan tenang dan lancar.

 

“Sampai saat ini, petugas kami masih tetap berada di lapangan untuk
mendata kemungkinan adanya dampak gempa bagi warga masyarakat Kota
Bitung,” kunci Wongkar.

 

Sementara itu, Polsek Ranowulu Bitung melaporkan, terdapat beberapa
bangunan yang mengalami kerusakan ringan.

 

Antara lain Gereja GMIM Eden
Danowudu dimana dinding tegel menara jatuh 5 buah, Gereja Katolik
Santo Paulus Pinokalan dengan profil plafon retak.

 

Hasil pengecekan di
RSUD Manembo-nembo Bitung, korban akibat gempa nihil.
Kemudian Polsek Aertembaga Bitung melaporkan, sebuah pangkalan ojek di
depan PT Hasjrat Abadi, Winenet, roboh akibat gempa.(gusti/ian)

 

Pos terkait