Harimanado.com,MANADO— Kondisi ekonomi sektor rill, khususnya usaha mikro belum stabil. Faktor musim kemarau jadi penyebabnya.
Ini berdampak pada kenaikan harga barang, atau berkuranganya nilai mata uang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulu tangka Inflasi Manado pada November 2023 mengalami kenaikan 0,29 persen. Sementara inflasi tahun kalender sebesar 2,18 persen dan inflasi year on year (yoy) sebesar 2,85 persen.
Inflasi month to month (mtm) Kota Manado menempati urutan ke-3 inflasi di Pulau Sulawesi dan juga urutan ke-55 secara nasional, sedangkan secara year on year (yoy) Kota Manado urutan ke-6 di Pulau Sulawesi dan urutan ke-59 secara nasional.Lanjut Asim.
“Dari 90 kota pantauan IHK nasional, inflasi year on year (yoy) tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 5,89 persen dan terendah terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,82 persen,”kata Kepala BPS Sulut Asim Saputra Jumat (1/12/2023).
Penyumbang inflasi Kota Manado berasal dari 10 kelompok pengeluaran dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado.
Secara year on year (yoy) indeks kenaikan tertinggi disumbang kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 7,45 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,93 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,41 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,89 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,14 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,65 persen, kelompok transportasi sebesar 0,49 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,21 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen dan kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen. Satu kelompok lainnya mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen.
” Penyumbang inflasi terbesar secara year on year (yoy) pada bulan November yaitu beras sebesar 1,26 persen dan komoditi penyumbang deflasi terbesar yaitu bawang merah sebesar 0,15 persen,” jelas Asim.
Penyumbang inflasi mtm November 2023 yaitu cabai rawit sebesar 0,13 persen, sedangkan penyumbang deflasi terbesar adalah ikan malalugis/ikan sorihi sebesar 0,07 persen.(lyp)