7 Tokoh Muslim Jihad Rebutkan 02 Manado
Harimanado.MANADO– Pertarungan tokoh muslim di posisi bakal calon wakil wali kota (Pilwako) Manado 2020 masih sengit.
Sampai Selasa (10/12) balon wakil wali kota yang nyatakan bertarung ada tujuh nama.
Tiga mendaftar di PAN, Franco M Kusuma alias Enda Ungu, Faisal Salim dan dr Makmum Jafara.
Ada empat nama diundang di PDIP, Abid Takalamingan, Machmud Turuis, Ulyas Taha dan Abubakar Idrus alias Hi Baka (AMUBA)
Terinformasi ke empat nama representatif muslim itu saat ini sedang beradu lobi ke Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
AMUBA sama-sama mengembalikan berkas di hari terakhir.
Hi Baka ditemani timnya Noho Poiyo bersedia maju untuk dapatkan tiket mahal. PDIP.
“Insya Allah ini jalan yang akan Allah mudahkan,”kata tokoh sederhana ini.
Sore harinya, trio AMU hampir berbarengan masukkan berkas berisi 12 persyaratan.
Ulyas Taha paling fenomenal. Ketua NU Sulut itu diiringi konvoi ratusan kendaraan roda empat dan dua aekira pukul 15.30 WITA
Hi UT sapaan akrabnya penuh percaya diri mendaftar. Dia dikawal relawan dengan seragam kaus merah bertulis Ulyas Taha.
Di depan kantor PDIP pendukung berteriak yel yel.
”Hidup Ulyas. Maju Ulyas.”
Satu jam kemudian Abid masukkan berkas kesedian.
Ketua Baznas Sulut datang diantar tim. Abid kenakan kemeja warna putih.
Rombongan Abid tidak seheboh dan sebanyak UT.
Hanya beberapa kendaraan roda empat yang mengantar tokoh berdarah Sangihe itu.
Jelang Magrib, Direktur Pemasaran Bank Sulut Machmud Turuis nongol di kantor PDIP Sulut.
Machmud juga tidak bawa massa banyak. Tidak lakukan konvoi.
Ketua SI Sulut ini kelihatan agak tegang ketika kembalikan berkas.
Semua wakil muslim berpeluang jadi papan 2. Bisa juga tidak ada satupun. Semua ditentukan survei.
Sekretaris tim penjaringan Lucky Senduk mengatakan PDIP belum ada target mengusung siapa wali kota dan wakilnya di Manado.
Senua kembali ke mekanisme partai.
“Kami sekarang ini telah menurunkan tim survey. Untuk mengetahui sejauh mana masyarakat mengenal mereka, “ujarnya.
Lanjutnya, selain itu dalam pemasukan berkas tim seleksi meminta para pendaftar hendaknya menulis apa visi dan misi jika sebentar terpilih.
“Jadi saat ini kami belum ada gambaran untuk figur Manado. Terutama sudah memplot harus A atau B yang maju. Karena dilihat segi apa, “tambahnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Unsrat Ferry Liando mengatakan, kalau ada penilaian publik bahwa kombinasi pasangan dari dua latar belakang yang berbeda bisa berpengaruh pada kekuatan pasangan dirinya sangat setuju.
“Apalagi Karakter pemilih saat ini banyak dipengaruhi oleh pemilih sosiologis. Artinya sikap seseroang dalam memilih calon sangat tergantung pada kedekatan emosional seperti kesamaan agama, kesamaan etnik, kesamaan sejarah. Sehinga jika terjadi penggabungan dua latar belakang berbeda maka akar berdampak pada aspek elektabilitas,”tandas dosen pascasarjana itu tadi malam.(fjr)