Alkatiri: Saya Sendiri Mereka Tak Kenal!
Harimanado.com-MANADO- Skandal mafia korupsi kuota haji Sulut sangat memalukan. Malah merugikan warga Sulut.
Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sulut Hi Djafar Alkatiri menemukan langsung skandal kuota haji Sulut.
Djafar menemukan bukti saat menanyakan siapa wali kota Manado, gubernur Sulut dan lain.
“Lucunya ketika tanya mereka tidak tahu nama wali kota Manado, tidak tahu gubernur Sulut. Mereka juga tidak tahu saya,” beber Djafar.
Kata senator DPD RI Sulut yang terpilih, Kanwil Kemenag Sulut harus mendeteksi siapa saja yang bukan warga Sulut.
Karena ada dana tali kasih yang diberikan gubernur Sulut. Dana tersebut diambil dari APBD. Per jamaah haji sekira Rp3.500.000.
”Bayangkan jika penerimanya bukan warga Sulut,” tegasnya.
Djafar mengatakan, saat ini pihaknya telah membentuk tim gabungan. Untuk menelusuri akar permasalahan JCH dari Makassar tersebut.
Ia menduga ada permainan dari calo. “Kita akan cek. Kalau memang terbukti, mau oknum pemerintah, lurah, kepala lingkungan, maupun oknum Kemenag, tentunya ke depan akan berhadapan dengan hukum. Kita juga akan cek kepulangan mereka dari Balikpapan. Apakah ke Manado atau langsung ke Makassar,” tekannya.
Sementara itu, Anggota DPRD Sulut Ayub Albugis mengatakan, perpindahan penduduk hanya karena momen naik haji tersebut sangat mengganggu sistem administrasi Kota Manado.
“Ada yang satu kamar dengan saya. Katanya sudah pindah kependudukan. Ini kan ibadah, niatnya bagus. Tapi kalau hanya untuk momentum ibadah haji, harus ditelusuri. Perpindahan penduduk seperti ini jangan dijadikan mata pencaharian oknum tak bertanggung jawab,” terangnya.
Sedangkan dikatakan Kabid Urusan Haji Kemenag Sulut Suharto Rondo, pendaftaran JCH dilakukan melalui Kantor Kemenag kabupaten/kota.
Sementara Kanwil Sulut hanya menerima rekap saja. “Pendaftaran dilakukan di masing-masing kabupaten/kota. Dan Pemprov Sulut telah menyerahkan dana tali kasih sekira Rp3,5 juta,” tandasnya.(faj)