Banteng Terancam Dikeroyok di Manado

  • Demokrat Jagokan Mor, Golkar Sebut Imba

  • Parpol Didorong Paslon Variatif

 

Editor : Fajri Syamsudin

Bacaan Lainnya

Peliput : Vivi Sondang, Suratman Abdullah, Steward Noho

MANADO – Peta politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Manado 2020 mendatang makin menggelitik. Isu PDI Perjuangan bakal dikeroyok Partai politik (Parpol) lain mengencang.

Hal tersebut bisa dibenarkan.

Pasalnya, Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu dianggap perkasa pada perhelatan politik di Ibu Kota Provinsi ini.

Tak ayal, PDIP juga merupakan satu-satunya Partai yang berhak untuk mengusung pasangan calon (Paslon) sendiri di daerah barometer politik Nyiur Melambai tersebut.
Sementara, Demokrat, Golkar, Gerindra dan PAN harus berkoalisi untuk bisa mendorong calon.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapillu) Partai Demokrat Sulut Dharmawati Dareho menegaskan bahwa pihaknya akan mengerahkan semua sumber daya dalam perhelatan Pilkada 2020.

“Demokrat pasti akan main full. Untuk Pilwako Manado sudah disiapkan kader terbaik yang akan diusung,” kata Dharmawati, Rabu (21/5) malam kepada Harian Manado.

Bahkan, DD sapaan akrabnya dengan blak-blakan menyebut siapa nama yang akan diusung.

Nama, Wakil Walikota Manado Mor Bastian akan menjadi pilihan alternatif. “Intinya, Demokrat akan usung kader sendiri. Harga mati pastinya pak Mor Bastian,” jelasnya.

Dia membeberkan, alasan sehingga pihaknya memusatkan satu nama karena target memenangkan Pilwako Manado.

“Kan pak Mor figur bersih, berbudi baik dan rendah hati. Kalau berkualitas itu sudah pasti. Dengan Pak Mor orang selalu merasa nyaman, jadikan Manado kota nyaman dan kreatif,” tegas Dareho.

Ketika disentil nama Harley Mangindaan, yang juga masuk radar Partai Demokrat. Dengan nada diplomatis, DD menuturkan bahwa pihaknya hanya mengutamakan kader.

“Pak AI itu kader? Kami hanya mau mengusung kader sendiri,” ujar Dharmawati.

Sementara itu, Ketua Bapillu PDI Perjuangan Sulut Lucky Senduk mengatakan, soal pelaksanaan Pilkada baik di Bitung, Minut bahkan Manado juga daerah lainnya, PDI Perjuangan pasti akan mengusung sendiri siapa calon wali kota, wakil wali kota atau calon bupati dan wakil bupatinya.

”Kan sudah jelas kalau di Bitung PDIP menang begitu juga di Minut,” ujar Senduk tadi malam.

Senduk menambahkan jika ada koalisi maka partai yang ingin gabung harus bisa menerima semua ketentuan partai.

”Bahkan kalau caleg terpilih PDIP kemudian diintruksikan oleh partai maka itu harus dilaksanakan,” tegasnya.

Namun semuanya kata Senduk PDIP akan melihat dari pendaftaran yang ada. Sebab akan dibuka pendaftaran.

”Kalau ada yang mendaftar di luar partai akan dikaji. Sebab beda antara yang eksternal dengan internal partai. Internal partai harus ikut perintah partai dan harus siap ditempatkan dimana saja. Sedangkan eksternal partai harus mengikuti apa yang menjadi ketentuan yang berlaku,” tuturnya.

Terpisah, Ketua DPD PAN Kota Manado boby Daut saat dikonfirmasi menuturkan, akan mengikuti Pilwako Manado karena memang PAN sudah melakukan persiapan untuk berkompetisi.

“Kami akan menunggu hasil penetapan dan pelantinkan, dan dari situlah kami akan melakukan pembicaraan untuk melakukan pengusungan calon yang berkualitas maju di Pilwako Manado, “tuturnya.

Ia juga menambahkan sebagai ketua partai Kota Manado, ia akan mengusulkan calon yang terbaik dalam mengikuti pesta demokrasi di Pilwako Manado.

” Tugas kami melakukan survei untuk menyeleksi kader terbaik yang akan di usung PAN ke Pilwako Manado. Sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai ketua DPD. Sesuai undang-undang kami juga akan mengikuti tahap koalisi.

Di tempat lain, Jubir Partai Golkar Sulut Feriando Lamaluta saat dikonfirmasi, terkait siapa yang bakal diusung Golkar di Pilwako Manadi nanti, Lamaluta mengukapkan Golkar belum memastikan siapa yang diusung.

“Nanti kita lihat hasil surveinya, siapa kader yang bakal diusung. Karena di Golkar mekanismenya jelas, selain survei kita juga ada suara-suara kader ditingkat kecamatan. Karena ada banyak kader-kader terbaik Golkar seperti Imba dan teman kader terbaik lainnya,” ungkap Lamaluta.

Lanjut dikatakan kata Yoyo sapaan akrab mantan wartawan ini, menurutnya untuk saat ini pihaknya belum bisa memutuskannya.

“Sementara semua masih proses, sambil melihat caleg-caleg yang potensial seperti saya katakan tadi. Setelah ada hasil survei dari Golkar baru diputuskan bersama,” tandasnya.

Terkait koalisi, pihaknya masih menunggu penetapan Pileg secara resmi dari KPU RI, baru pihaknya mengambil putusan dengan partai apa.

“Setelahnya, baru kita lihat partai apa yang menjadi koalisi partai Golkar. Dan setelah penetapan nanti, tentu Golkar berupaya mengambil simpati rakyat dalam Pilwako 2020 tahun depan,”pungkasnya.

Pengamat Politik Universitas Sam Ratulangi Ferry Liando mengatakan, tentu terlalu cepat memprediksi peta kekuatan Pilkada 2020 di kota Manado.

Satu-satunya rujukan yang bisa dibaca pada hasil pemilu 2019 adalah parpol-parpol mana yang bisa mengusung calon walikota dan wakil walikota.

Undang-undang nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada menyebutkan syarat parpol yang bisa mengusung adalah parpol yang memperoleh 20 persen kursi dari jumlah total DPRD atau 25 persen suara hasil pemilu.

Jika angka itu tak terpenuhi maka suatu parpol dapat bergabung dengan parpol lain untuk mencukupi syarat itu.

Namun demikian untuk Membaca kekuatan masing-masing parpol masing amat sulit untuk berspekulasi.

“Alasannya, parpol yang memiliki suara dan kursi terbanyak hasil pemilu tidak bisa seolah-olah dideklarasikan sebagai pemenang Pilkada nantinya.

Cara membaca kekuatan masing parpol di Pilkada adalah siapa figur yang diusung sebagai calon, calon siapa berpasangan dengan siapa. Manado itu berbeda dengan daerah lain. Latar belakang etnik, suku dan agama sangat variatif.

Sehingga sangat berbahaya jika satu parpol tidak membangun pasangan calon walikota dengan wakil walikota hanya dalam satu variatif,”kata dosen pascasarjana itu, tadi malam.

Ia menambahkan, kemungkinan pasangan calon yang bisa mendominasi jika terjadi perkawinan dua variatif.

Misalnya Minahasa-Nusa Utara, atau Minahasa-Bolmong, atau Kristen-Muslim, atau Protestan-Katolik/Pangekosta atau penggabungan Variasi lain.

“Pak Olly dan Pak Steven walaupun masih dalam satu parpol namun keduanya merupakan kombinasi tonsea-Tondano-Tountemboan.

Sama halnya dengan Pak Vicky dan Pak Mor yang merupakan kombinasi GMIM dan GPdI. Sehingga membaca perspektif kekuatan parpol akan mudah terbaca ketika pasangan calon walikota dan walikota sudah ditetapkan KPUD,”tandas Liando.(**)

Pos terkait