Dr dr Taufik Pasiak di FGD di gedung DPD RI kemarin. (Foto: ST/amas)
FGD bertema Peluang Tokoh Muslim menghadirkan panelis Anggota DPD RI H.Djafar Alkatiri, Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Manado Bobby Daud, Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Manado A.Hasan Syafii dan Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Manado Mazhabullah Ali.Faisal Salim (foto:ST)
Ikut hadir sejumlah bakal calon Pilwako dari kalangan Muslim Manado, calon wali kota Dr Taufiq Pasiak, calon wakil Abid Takalaminang, Franco Endah Ungu Mejaya dan Faisal ‘Bang Toyib’ Salim.
Frangko Mejaya Enda Ungu (foto: ST/amas)
Setelah dibuka penggagas Andi R Bongkang, Senator Djafar menyampaikan tema besar tentang penyatuan umat.
Abid Takalamingan (foto:WAG)
Dia menilai ada lompatan kemajuan para tokoh Muslim untuk merajut silaturahmi yang digagas AMS.
”Hal ini dilakukan bukan sekedar mempertegas identitas politik kita. Karena politik identitas masih dibutuhkan. Tujuannya untuk memudahkan konsolidasi ke bawah,”tutur mantan legislator PPP Sulut ini.
Berbagai format harus dicoba. Asalkan melahirkan kolaborasi. Politik identas masih seksi. Supaya mudah konsolidasi kekuatan di bawah.
Juga soal politik rasa. Ini yang harus dimiliki para calon pimpinan di Manado.
Djafar mengingatkan segmen anak milenial dan generasi digital lagi bangkit.
Para politisi harus pintar melihat pergeseran antargenerasi. Mulai baby bomers, generasi G dan generasi Z dan sekarang generasi Y atau digitalial. Yang tidak mudah dirayu dengan politik transaksional.
“Gempuran politik pragmatis melalui politik transaksional ini menjadi ancaman nyata terhadap demokrasi, perlu strategi membendung itu,” tegas mantan Sekretaris Jenderal BKPRMI
Sebelumnya moderator Safril Parasana meminta fiksiwan Muslim Sulut, Reiner Emyot Ointoe untuk menyampaikan beberapa pikiran penting.
Menurut Reiner, calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota muslim di Kota Manado diperlukan keseriusan. Harus kerja kolektif dan bagaimana merekomendasikan figur yang siap lahir batin.
”Jangan lagi kita bicara soal peluang. Kita punya segudang kemampuan.Yang utama iadalah persatuan. Niat dan kekompakan berjuang itulah yang utama. Intinya, kalau berkolaborasi segala usaha yang positif akan dapat kita jawab bersama,” tutur Reiner.
Sementara itu, tiga partai politik yang berbasis Islam yang hadir sepakat bahwa gerbong keumatan harus diselamatkan. Mereka bahkan berencana membuat sekretariat bersama (Sekber) untuk mengakomodir kepentingan calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota muslim.
”Kami telah melakukan pertemuan intens soal persatuan umat ini. Walau tidak terekspos media massa, agenda Pilwako Manado menjadi titik start yang penting untuk meneguhkan kebersamaan. Kita harus menyatu, dan PKS, PPP bersama PAN kami sudah berencana membuat Sekber,” kata Hasan, Ketua PKS Manado.
Madzhabullah menuturkan perlu perkuat komunikasi yang rutin antara tokoh-tokoh Islam, ormas dan pimpinan partai politik.
Politisi muda itu mengajak agar semua pihak menurunkan ego sektoral demi kemajuan umat. Ichal menilai basis suara umat Islam di Manado tak dapat diabaikan dan perlu dikonsolidir.
”Kuncinya harus bersatu. Itu dulu, baru kita menjawab satu persatu kebutuhan umat. Kemudian, bila kita tidak melakukan konsolidasi, tidak melahirkan kesepakatan bersama di Pilwako Manado 2020 ini menjadi kegagalan besar,” tutur Sekretaris Majelis Daerah KAHMI Kota Manado ini tegas.
Diskusi makin hangat oleh joke dan umpan umpan para tokoh Dr Taufiq Pasiak,bakal calon Wali Kota Manado. Faisal Salim, Franco Enda Ungu Abid Takalamingan sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Manado.
Pasiak menyentil peluang umat Muslim untuk calon wali kota Manado. Dengan komitmen saling mendorong yang berpeluang maka peluang itu pasti dapat.
Faisal Salim hampir sama akan legowo jika ada yang berpeluang. Dia akan di depan untuk mendukung.
Enda ikut balas pantun. Tidak memaksakan diri andai pilihan umat bukan ke dia.
Abid lebih banyak menyegarkan suasana dengan saling joke. Intinya Abid mengaku dia sudah pengalaman panjang sejak pilwako Manado 2005.
“Saya sejak 2005 ikut dan bersaing dengan Abdi Buchari. Lima tahun lalu juga. Tapi ada yang lari dari komitmen,”tandasnya.
FGD dihadiri tokoh parpol, tokoh aktivis pemuda, jurnalis, tokoh agama dan birokrat muslim.
Mereka ikut sumbang saran. Wakil Ketua Pemuda Muslim Fadly Kasim mengingatkan yang harus dikuatkan figur calon wali kota.Bukan wakil. kalau pun wakil harus ada kekuatan finansial dan untuk nilai tawar.
Dia mengaku pengalaman dengan Abdi yang ditekan kekuatan karena hanya wakil.
Para tokoh lain ikut sumbang saran. Ada jurnalis Amas Mahmud, Agus Abdullah, Iswadi Amali, Comel Pakaya, Ai Firman sampai Suyanto Muarif.
“Kami menyerukan agar generasi milenial sebagai generasi penyambung dari generasi senior dan generasi sepuh harus mampu menunjukan kualifikasi dan kemampuan untuk menjemput peluang menjadi walikota dan wakil walikota Manado 2020-2025,”terang Alkatiri.(ian)