Harimanado.com, MESKI setahun lagi digelar perhelatan Pilgub 2020 Sulut sudah menarik perhatian khalayak umum, tak terkecuali masyarakat BMR. Hal ini dikarenakan menjalarnya isu munculnya keterwakilan figur Bolmong Raya (BMR) untuk posisi gubernur atau wakil gubernur yang terus menggema akhir-akhir ini.
Tak pelak berbagai spekulasi pun muncul. Figur-figur BMR seperti; Yasti Soepredjo Mokoagow, Herson Mayulu, Tatong Bara, Djelantik Mokodompit, Sehan Landjar dan Benny Ramdhani tak lepas dari sorot publik dan acap kali dikaitkan akan maju dalam kontestasi tersebut. Seperti peribahasa ‘gayung bersambut,’ ihwal inipun langsung disambut dan menuai respon positif dari petahana Olly Dodokambey. Bahwa menurutnya, jika proses politik berjalan elastis – sehingga sejumlah figur dari BMR punya peluang – untuk mendampinginya di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Jika menilik hasil Pilgub 2015, hal ini sangatlah beralasan. Sebab, perolehan suara Olly Dodokambey – Steven Kandouw (OD-SK) di BMR, praktis hanya di Kabupaten Bolsel pasangan ini mampu meraih kemenangan, sisanya menuai kekalahan. Berkaca dari pengalaman tersebut, tentu ini bukanlah modal baik untuk Pilgub 2020. Dan Olly pun cukup mafhum dan menyadari akan hal itu. Apalagi, Pilgub 2020 ini dikalim sebagai lanjutan electoral Pemilu 2019 – yang dimaknai sebagai pertarungan parpol PDI-P dan Nasdem – sebagai parpol dengan perolehan suara terbanyak di Sulut. Munculnya figur BMR tak hanya mengubah peta persaingan politik di Sulut. Namun, juga sebagai votegetter yang diyakini mampu menyatukan suara masyarakat BMR. Saya setuju – sambil manggut-manggut dengan apa yang disampaikan oleh DR Ferry Liando – bahwa figur BMR adalah ‘King Maker’ – figur BMR menurutnya, merepresentasikan 3 aspek, yakni; representasi etnik, agama dan wilayah. Ini pula yang menjadi alasan Olly melirik figur BMR untuk mendampingi dirinya.
Lantas, siapakah figur BMR yang tepat untuk posisi itu? Ada dua nama yang layak dikedepankan yakni; Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) dan Herson Mayulu (H2M). Selain karena faktor kekuasaan yang menjadi penentu di wilayahnya masing-masing, keduanya juga memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup baik dikalangan masyarakat BMR saat ini. Namun, sepertinya hal itu sulit terwujud. Pasalnya, beberapa waktu lalu Yasti Soepredjo Mokoagow membeberkan di media massa ‘menolak’ tawaran Olly Dodokambey menjadi wakil Gubernur di Pilgub 2020. Pernyataan ini tak hanya mengagetkan publik perihal keseriusan Olly menghadapi Pilgub 2020, akan tetapi sekaligus memakamkan keinginan dan harapan masyarakat BMR untuk memiliki wakil Gubernur dari BMR. Lain halnya YSM, Herson Mayulu, kendati memiliki elektabilitas yang cukup baik – namun menurut hemat saya – sepertinya Olly akan mempertimbangkan untuk meminang dirinya. Baru terpilihnya menjadi perwakilan rakyat Sulut di DPR RI dan merupakan satu-satunya juga perwakilan masyarakat BMR, tentunya Olly tidak mungkin memilih H2M sebagai pendampingnya di Pilgub Sulut.
Lalu, bagaimanakah peluang figur BMR lainnya? Sepertinya, muskil terwujud kalau bukan YSM atau H2M. Mungkin, Olly akan tetap mempertahankan OD – SK di Pilgub 2020 nanti. Nujum ini terbukti, tatkala YSM menolak tawaran Olly untuk mendampingi dirinya menjadi Wakil Gubernur. Dengan demikian, hal ini sekaligus menamatkan teka-teki figur BMR untuk mendampingi Olly di Pilgub 2020 Sulut. Lain halnya Olly dan PDI-P, mungkin peluang lainnya yang akan didapat oleh figur BMR melalui parpol Nasdem. Meski kita tahu, bahwa pada proses kandidasi, harus diakui partai politik belum mampu keluar dari kuasa DPP. Namun, kita berharap figur BMR yang merupakan kader Nasdem bisa terpilih untuk menjadi calon Gubernur atau Wakil Gubernur. Karena jika terpilihnya figur lain diluar BMR, maka prediksi saya, kecil kemungkinan figur BMR bakal maju pada kontestasi kali ini, baik itu Gubernur maupun Wakil Gubernur. Itu artinya, kita kembali duduk dibangku penonton dan menjadi penonton setia sambil sorak-sorai gembira. Padahal, kita hanya sebagai pendulang suara. (***)