MANADO—Puluhan warga dari 16 rumah yang berdiri di lahan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Manado di Kelurahan Cereme, Lingkungan III, Kecamatan Singkil yang terdampak digusur, Kamis (26/07/2023) kemarin melakukan aksi demo dan menduduki kantor Wali kota.
Selama kurang lebih dua jam para pendemo tidak beranjak di depan pendopo Kantor Walikota, karena bersihkeras meminta untuk bertemu Walikota, Andrei Angouw. Alhasil, puluhan warga yang belum menerima penggusuran tersebut hanya bisa bertemu dengan Asisten I Pemkot Manado, Julises Oehlers SH.
Dihadapan puluhan warga yang telah membentangkan spanduk terkait penggusuran, Julises menjelaskan bahwa penggusuran yang dilakukan beberapa waktu lalu iti sudah sesuai aturan hukum. “Sebelum digusur pemerintah sudah melakukan sosialisasi, peringatan I, II dan III, serta melakukan mediasi.
“Jadi, niat baik pemerintah sudah dilakukan, sayangnya sampai pada waktu yang ditentukan tidak juga melaksanakan seperti yang disampaikan pemerintah, maka dilakukanlah penertiban tanah tersebut untuk pembangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ujar mantan Kadis Dukcapil Kota Manado ini.
Julises menambahkan, sebelumnya sudah diperingatkan kepada 72 KK dengan 64 rumah, dan yang ditertibkan ada 16 rumah, karena itu yang akan dipakai untuk pembangunan sekolah dan yang lain sudah disampaikan untuk pindah. “16 rumah yang digusur telah dilakukan musyawarah dan diberikan pilihan yaitu menempati rumah di Pandu atau rusunawa,” jelasnya.
Diketahui, warga yang menempati lahan milik Pemkot Manado yang mendapat hibah dari Pemprov Sulut sebelumnya pernah melakukan hearing dengan DPRD Sulut kala itu Ketua DPRD, Andrei Angouw (saat ini Walikota Manado). Kepada warga diberikan kewenangan tinggal, dengan catatan suatu saat akan digunakan pemerintah, warga harus pindah.(sall)