Harimanado.com-Manado –Situasi jelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwako) Kota Manado semakin mendebarkan. Partai-partai raksasa seperti PDI Perjuangan, Golkar, Demokrat dan Nasdem saling lempar bola panas terkait siapa yang bakal diusung mereka untuk bertarung memperebutkan orang nomor satu di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) itu. Teranyar, statment menarik dilontarkan dua Partai tua yakni PDIP dan Golkar terkait pertempuran di Kota barometer politik tanah Nyiur Melambai tersebut.
PDI Perjuangan melalui Nakhoda utama mereka Olly Dondokambey menegaskan bahwa Partainya bertekad merebut Wali Kota Manado. Meski belum secara terang benderang merekomendasi siapa, akan tetapi Gubernur Sulut telah memberi isyarat sementara menggodok sejumlah nama, diantaranya Andrei Angouw, Roi Roring dan James Sumendap. Ketiga nama tersebut diketahui merupakan politikus kawakan Partai berlambang banteng moncong putih itu.
“Untuk Pilwako Manado, kami punya target Manado itu wali kotanya harus PDI-P,” kata Ketua DPD PDIP Sulut, Olly Dondokambey (OD) saat diwawancarai usai menghadiri acara buka puasa DPC PDIP Manado, akhir pekan lalu di kompleks Marina Plaza. Menurut Gubernur Sulut itu, jika PDIP menang, maka sinergi akan lebih terlihat dalam pembangunan antara provinsi dan kota/Kabupaten. “Supaya pengembangan Kota Manado dan provinsi sinergi. Sehingga seluruh keinginan masyarakat membawa Kota Manado metropolitan sudah jadi,” terangnya.
Partainya, kata Bendahara Umum DPP PDIP itu, tetap dukung penuh setiap kepentingan rakyat. Karena, lanjutnya, partai berlambangkan kepala banteng moncong putih itu berpolitik untuk kemakmuran rakyat. “Bukan keinginan pribadi. Berpolitik bukan sekedar bikin kaya diri sendiri,” sindirnya. Terkait siapa calon yang akan diusung nanti, Olly belum buka suara. “Ada seleksinya. PDIP bisa calon sendiri,” ucapnya.
Sementara itu, kabar menghebohkan dari Partai berlambang beringin yakni Golkar. Ketua DPD I Sulut Christiany Eugenia Paruntu mengatakan, bahwa Jimmy Rimba Rogi merupakan salah satu calon yang bakal diusung Partai yang dipimpinnya.
“Pak Imba diinginkan banyak masyarakat Kota Manado untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota. Banyak program kerakyatan yang telah ditorehkan beliau semasa menjabat lalu. Dan ini tentunya Partai Golkar bakal mengusung Pak Imba untuk menggunakan kendaraan Golkar,”ucap Bupati Minsel 2 Periode itu diacara buka puasa bersama, di kantor Golkar Sulut, Sabtu malam lalu.
Kata CEP sapaan akrabnya, Golkar kini telah membangun komunikasi dengan sejumlah Partai agar dapat mendukung pasangan calon dan salah satu yang paling masuk radar Golkar yakni politisi yang dikenal dengan panggilan Panglima itu.
“Kami menantang pak Imba agar keseriusan Partai Golkar berpeluang besar mengusung pak Imba maju sebagai Wali Kota dapat juga ditunjukan dengan kesiapan dan keseriusan. Namun, menurut Paruntu sebagian besar masyarakat dan kader Golkar di Manado sangat menginginkan pak Imba mencalonkan diri 2020 mendatang. Karena dedikasi beliau sangat dinanti oleh masyarakat Kota Manado yang pernah merasakan program-program pak Imba,”tandas CEP sambil disoraki kader yang mendukung Imba maju Wali Kota Manado.
Terpisah, Jimmy Rimba Rogi yang diwawancarai usai menghadiri buka puasa bersama Golkar Sulut mengatakan, dirinya berterima kasih terhadap Partai Golkar terutama kepada Ketua DPD I Christiany Eugenia Paruntu yang telah mengatakan akan mengusungnya maju sebagai Wali Kota Manado. Kata Imba sapaan akrabnya, ia menganggap hal itu merupakan satu penghargaan besar dari Partai Golkar yang memasukan namanya sebagai calon pada Pilwako nanti.
Ketika ditanya akan berpasangan dengan siapa Imba menjawab dengan nada diplomatis. “Yang namanya orang mau kawin kan harus dilihat dulu cocok atau tidak. Sudah ada beberapa yang menjalin komunikasi. Soal Parpol lain juga sudah ada yang menginginkan saya untuk dicalonkan. Tinggal melihat nanti seperti apa ke depan, waktunya masih panjang. Tentu jika resmi didukung Golkar kita harus mencari Partai lain untuk dapat memenuhi syarat sebagai bakal calon,”terang Panglima biasa Imba disapa warga.
Di tempat lain, salah satu Pengurus DPC Demokrat Manado, Charles Brilliant mengatakan, saat ini partainya masih terkonsentrasi dengan pelaksanaan pemilihan legislatif. “Kita belum bicarakan secara detail untuk Pilwako,” tuturnya.
Menurutnya, PD Manado memang memiliki figur-figur yang banyak untuk diusung dalam Pilwako nanti. Namun sayangnya, semua figur tersebut belum dibicarakan secara mendalam. “Sekarang saja pelantikan caleg-caleg belum dilakukan sudah mau bicara Pilwako. Kalau pelantikan sudah selesai maka PD akan fokus untuk Pilwako,” terangnya.
Yang pasti untuk ke depan nanti lanjut Brilliant PD akan berusaha supaya bisa mengusung figur yang benar-benar layak untuk diperhitungkan pada Pilwako nanti. “Saat ini memang sudah banyak partai yang menghubungi PD namun belum ada kesepakatan,” tuturnya.
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Sam Ratulangi Ferry Liando menuturkan, parpol yang paling siap untuk mengikuti kontestasi Pilkada 2020 di Manado sepertinya PDIP. Selain memenuhi syarat untuk mengusung sendiri, PDIP memiliki koleksi kader-kader yang mapan dan populer. Satu-satunya figur yang berpotensi mematahkan figur hebat dari PDIP adalah sosok Imba Rogi. Menurut dosen pascasarjana itu, Imba adalah politisi fenomenal yang hingga kini masih banyak dikagumi oleh warga Manado.
“Ia disenangi banyak kalangan baik dari elit hingga ditingkat grass rooth. Namun demikian sikap Tetty yang memberi signal akan mencalonkan Imba terkesan sangat prematur. Sepertinya Tetty lupa bahwa dalam hal pengambilan keputusan apapun termasuk soal penetapan calon Walikota harus dilakukan melaluai mekanisme organisasi partai. Harus diputuskan secara organisatoris dan mandatnya harus ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Golkar. Tapi kalaupun Statmen Tetty itu sifatnya spekulatif namun akan berpengaruh pada penetapan calon oleh parpol lain baik oleh PDIP atau Nasdem,”ungkap Liando, tadi malam.
Peraih gelar Doktor Universitas Padjajaran itu menambahkan, mematahkan kekuatan Imba tidaklah gampang. Sehingga jika PDIP dan Nasdem salah mengusung calon, maka akibatnya bisa fatal. Namun demikian jika menentukan siapa yang paling menonjol pada Pilkada 2020, peta politiknya akan sangat mudah terbaca jika sudah ada penetapan pasangan calon oleh KPUD. “Saat itu sudah terbaca siapa diusung parpol apa dan siapa berpasangan dengan siapa. Kalkulasi kemenangan sangat besar dipengaruhi oleh siapa berpasangan dengan siapa,”tandasnya.(**)