Berlari menuju Tuhan, atau meninggalkan Tuhan..?

 

TAPAK-tapak kaki sang Bunda mulai melepuh membelah sahara, berlari dia, berharap dia ada setetes air untuk membasahi bibir mungil sang kurban, keikhlasan dan keridhaan membuat trenyuh penduduk langit, cahaya merekah membelah bumi sahara memancarkan zam-zam yang sejuk.

Bacaan Lainnya

Sayidil Imam as-Sajjad as sembari memuji Allah dan bershalawat kepada kekasih sang Datuk tercinta Rasulullah Saw, kemudian kembali berbicara dengan sang murid.

TANYA : Apakah Anda melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah?

JAWAB : Ya, saya sudah melakukannya.

TANYA : Apakah saat itu Anda mencurahkan semua harapan memperoleh rahmat Allah, dan tubuhmu bergetar karena takut akan siksaan-Nya?

JAWAB : Tidak.

KESIMPULAN : Kalau begitu, Anda belum melakukan sa’i antara Shafa dan Marwa.

TANYA : Apakah Anda sudah pergi ke Mina?

JAWAB : Ya, sudah.

TANYA : Apakah saat itu Anda telah sungguh-sungguh berijanji menjaga keamanan semua manusia dari gangguan lidah, hati dan tangan Anda sendiri?

JAWAB : Tidak.

KESIMPULAN : Kalau begitu, Anda belum pergi ke Mina.

TANYA : Apakah Anda sudah wuquf di padang Arafah?

Sudahkah Anda mendaki Jabal Rahmah? Apakah Anda sudah mengunjungi lembah Namirah dan berdoa di di bukit-bukit Shakharat?

JAWAB : Ya, semuanya sudah saya lakukan.

TANYA : Ketika berada di Padang Arafah, apakah Anda benar-benar menghayati makrifat akan keagungan Allah? Dan apakah Anda menyadari hakekat ilmu yang dapat mengantarkan diri Anda kepada-Nya? Apakah saat itu Anda menyadari dengan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala perbuatan, pikiran dan perasaan?

JAWAB : Tidak.

TANYA : Ketika mendaki Jabal Rahmah, apakah Anda tulus mengharapkan rahmat Allah untuk setiap mukmin, dan mengharapkan bimbingan untuk setiap Muslim?

JAWAB : Tidak.

TANYA : Ketika berada di lembah Namirah apakah Anda bertekad tidak menyuruh orang lain berbuat baik sebelum Anda menyuruh diri Anda berbuat baik? Apakah Anda bertekad tidak melarang orang lain berbuat maksiat sebelum Anda mencegah diri Anda dari perbuatan itu?

JAWAB : Tidak.

TANYA : Ketika berada di bukit-bukit itu, apakah Anda benar-benar menyadari bahwa tempat itu menjadi saksi atas segala kepatuhan kepada Allah swt? Dan Tahukah Anda bahwa bukit-bukit itu bersama para malaikat mencatatnya atas perintah Allah Penguasa tujuh langit dan bumi?

JAWAB : Tidak.

KESIMPULAN : Kalau begitu Anda belum berwuquf di Arafah, belum mendaki Jabal Rahmah, belum mengunjungi lembah Namirah dan belum berdoa di tempat-tempat itu.

Semua kalimat sang Imam as, diresapi betul oleh sang murid. Seperti seseorang yang bertanya kepada amirul mukminin As : yaa imam mana yang engkau kenali duluan, Allah ataukah Muhammad…???? Sang imam menjawab tegas : jika aku mengenal Allah duluan, maka aku tak membutuhkan seorang Rasul. Dan jika aku mengenal Muhammad duluan, maka niscaya Muhammad yang lebih aku percayai dari pada Tuhanku.

Lantas di padang Arafah itu, padang pengenalan hakikat haji di ka’bah hati tersebut, apa yang harus kita kenali secara benar. Sebuah perkataan mulia MAN ARAFAH NAFSAHU FAQAD ARAFAH RABBAHU, WA MAN ARAFAH RABBAHU FAQAD ARAFAH NAFSAHU.(Bersambung)

 

Pos terkait