Harimanado.MANADO- Panggung politik pilkada Sulut ikut merembes ke ring suksesi ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Sulawesi
Utara (Sulut).
Isu berhembus di kalangan aktivis, di Musyawarah Daerah (Musda) KNPI nanti akan bertarung dua kekuatan politik. Kebetulan keduanya dua putra mahkota dua kepala daerah
Rio Dondokambey putra sulung Gubernur Sulut Olly Dondokambey, dan Adrian Joppi Paruntu, putra Bupati Minsel Christiany E Paruntu.
Rio sejak jauh hari telah nyatakan siap maju. Sudah lakukan konsolidasi di beberapa tempat dengan banyak pimpinan organisasi pemuda.
Bahkan, pemuda cerdas usia 24 tahun ini sudah di atas angin. Banjir dukungan dari pengurus DPP KNPI versi Azis Ali dan Haris Pertama.
“Kalau bung Rio sangat siap. Dia dapat dukungan mayoritas termasuk KNPI pusat baru-baru ketemu di rumah dinas bupati Minahasa,” kata aktivis yang ikut saksikan langsung.
Sejumlah pihak menilai pertarungan ini adalah hanya kepentingan politik semata. Pasalnya, dipastikan OD dan CEP sama-sama akan maju di Pilgub 2020 mendatang.
Menanggapi isu duel politik bos PDIP dan Golkar itu, Ketua AMPI Sulut
James Arthur Kojongian membantah hal tersebut.
“Tidak ada pertarungan. KNPI bukan ranah pertarungan. Tidak ada yang
dianggap bertarung antara OD dan CEP,” tekannya.
Menurutnya, siapapun bisa mencalonkan diri menjadi Ketua KNPI Sulut.
“KNPI siapa saja bisa jadi calon untuk memberi diri bagi pemuda di Sulut,” tutup Kojongian.
Sementara itu, Praktisi Hukum Unsrat yang juga merupakan tokoh senior
KNPI Sulut Toar Palilingan mengutarakan, saat ini banyak pemuda yang
kreatif.
Sehingga isu soal OD dan CEP mendorong masing-masing anak mereka untuk maju dalam perebutan Ketua KNPI Sulut, merupakan hal yang wajar. Sebab mencalonkan atau dicalonkan, yang penting memenuhi syarat dan kriteria.
“Kalau persoalan anak dari Ketua PDIP Sulut maupun Golkar Sulut wajar
dan sah-sah saja, kalau mereka mencalonkan diri sepanjang mereka
memenuhi kriteria calon. Lagi pula mereka juga mewarisi jiwa
kepemimpinan orang tua mereka,” tutur pria yang pernah Ketua MPI KNPI
Sulut daj Agt MPI KNPI Pusat ini.
Lanjutnya, terlepas dari pertarungan kekuatan politik yang akan
mewarnai setiap kontestasi pemilihan Ketua KNPI, realitanya aroma
politik uang seringkali ikut tercium dalam suksesi pimpinan KNPI.
“Semoga saja kali ini tidak lagi. Jamannya kami dulu yang tampil
sebagai kandidat umumnya adalah kader yang benar-benar disiapkan oleh
OKP maupun KNPI secara berjenjang. Atau paling tidak sudah mengikuti
berbagai kegiatan pengaderan. Sehingga kandidat dikenal karena
kiprahnya atau aktivitas kepemudaannya,” sebut Palilingan.
Namun, dikatakan, sekarang era sudah berubah. Kalangan milenial banyak
yang kreatif serta inovatif, bahkan memiliki jiwa usaha.
“Biarlah mereka diberi kesempatan dan kepercayaan sepanjang mereka
punya kemauan dan berkeinginan memimpin KNPI, agar bisa melakukan
program-program yang menunjang pemerintah daerah di bidang
kepemudaan,” kunci Palilingan.
Terpisah, organisasi kemahasiswaan Cipayung yang diketahui sebagai
organisasi pendiri KNPI enggan berkomentar lebih jauh terkait
kenyataan di tubuh KNPI saat ini.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Manado Elzan, tidak mau berkomentar panjang lebar soal pemilihan Ketua KNPI Sulut.
Ia hanya mengatakan, masih sementara mempelajari konstalasi yang sementara berkembang. “Saya belum memberikan pendapat mendalam. Karena saya belum mengikuti situasi atau konstalasi politik yang sementara berkembang,” singkatnya kepada
Harian Manado tadi malam.
Senada dikatakan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Manado Muh. Fadli Ibrahim. Menurutnya, saat ini pihaknya sementara mengamati perkembangan jelang pemilihan Ketua KNPI Sulut.
“Ini masih dalam tahapan. Kita lihat peta politik dulu bagaimana,”
tutupnya.(**)