Harimanado.MANADO- Anggota MPR RI Hi Herson Mayulu tegas menjelaskan empat
pilar kebangsaan harus terus menerus ditanamkan dalam jiwa dan akal masyarakat
Mantan bupati Bolsel dua periode ini mengatakan amat penting Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika disosialisasikan lantaran pikiran dan aksi radikalisme dan intoleransi tak akan pernah mati.
TERUS DIGENCARKAN: Herson Mayulu berdiri diapit moderator Dr Mardan Umar (paling kiri), Dr Mahyudin Damis, KH Rizali M Nur dan KH Latukau. (Foto:hm)
“Kelompok radikalisme masih ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Makanya perlu disosialisasikan empat pilar ke masyarakat,” tutur
Herson saat Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan MPR RI, di Kantor DMI Sulut, Jumat (29/11) siang sampai sore.
Herson tampil bersama pembahas dosen Antropolgy Fisip Unsrat Dr Mahyudin Damis. Moderator Ketua Prisma Sulut Dr Mardan Umar.
Acara yang digelar MPR RI dan DMi Sulut kut hadir tokoh agama NU KH Rizali M Nur, KH A Latukau, Ketua Baznas Sulut Abid Takalamingan, Ketua PHBI Sulut Syahrul Poli, Ketua Kahmi Minut Kalo Tahirun MAg, Sekum PPP Sulut Agus Abdullah,
Presidium Kahmi Manado Baso Affandi dan Sekum Mazhabullah Ali, serta pengurus DMI Sulut dan badan otonom serta ratusan tokoh pemuda dan masyarakat.
Herson yang mengenakan batik DMI warna hijau panjang lebar jelaskan urgensi empat pilar.
Dia menyentil kasus radikalisme dan intoleransi di antaranya melarang mendirikan rumah ibadah, aksi penyerangan polisi sampai penikaman Wiranto.
Herson jug mengungkap sumber radikalisme dari internal di antaranya tingkat pendidikan dan faktor ekonomi. Kalau eksternal ada dua, di antara intervensi asing yang ingin kuasai Indonesia atau proxy.
“kita akan memasuki era bonus demografi. Jumlah usia muda yang produktif usia 17-40 tahun lebih banyak. Nah kalau tidak memahami Pancasila maka bisa membahayakan,”tukas ketua DMI Sulut.
Dia mengatakan, sosialisasi empat pilar kebangsaan perlu terus dilakukan. Supaya masyarakat bisa memahami, dan bisa tertanam dalam diri dan jiwa setiap anggota masyarakat.
“Khusus Saya, sebagai politisi muslim akan melaksanakannya kepada majelis-majelis taklim yang ada di Sulut, dan DMI menjadi target yang pertama,” ujarnya.
Mahyudin Damis panjang lebar mengurai sejarah dan budaya terkait ideologi Pancasila. Dia juga menyentil empat pilar harus ditanamkan di bangku sekolah.
Sesi dialog sejumlah audiens bertanya terkait efektif atau tidak sosialisasi empat pilar dengan ideologi Pancasila. Di antaranya Dr Ridwan Lasabuda, Samsudin Dama ketua DMI Boltim, Sahrul Poli, Abid Takalamingan, Baso dan Kalo Tahirun.
“Alangkah baiknya dibuat kurikulum pendidikan seperti kita kita dulu ada PMP,”sarannya.
Abid menawarkan ke depan empat pilar tak sekadar kumpul orang lalu sosialisasi. “Sudah harus masa internalisasi.”tawar Abid.
Kalo sendiri sedikit memberi masukan terkait revisi izin dirikan rumah ibadah yang menyulitkan kaum minoritas.
Diakhir sosialisasi TA Herson Mayulu Moh Nur Bongkang yang dampingi dari Jakarta membagikan piagam dan buku empat pilar kepada peserta.(*)