Harimanado.com-Pemberdayaan petani captikus kembali disinggung legislator DPRD Provinsi Sulut Billy Lombok.
Wakil Ketua DPRD Sulut yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat ini memberi dukungan pada berbagai usaha masyarakat yang ingin ‘memasyarakatkan’ varietas minuman beralkohol (minol) captikus ini.
Dikatakan Lombok, jika sudah ada regulasi yang jelas terkait peredaran minol maka akan lebih memudahkan masyarakat.
“Memang produk minol khususnya captikus harus teregister atau ada kode produksinya. Sehingga mutu dan kualitas terjamin serta peredarannya akan menjadi legal,” tutur Lombok, Selasa (14/9) di ruang kerjanya.
Dia melanjutkan, jika hal tersebut terjadi maka akan terukur jumlah produksi dan berapa yang didistribusikan. Itu juga akan berimbas pada kontribusi perpajakan. Dia mencontohkan produk minol wiski di Bandung, Jawa Barat.
“Nah ini yang harus disikapi DPRD agar para petani captikus dapat menjalankan produksi dengan baik. Tugas DPRD adalah membuat regulasinya, peraturan daerah terkait minol captikus,” bebernya.
Diakui Lombok, sudah ada usulan ranperda terkait captikus. Namun disatukan juga dengan hortikultura. Diharapkan Lombok, dalam pembahasan nanti akan dilakukan pembedaan.
“Hortikultura dibuatkan zonasi. Khusus produk unggulan baik kelapa, jagung, juga ada captikus. Nanti perda ini mengatur bagaimana penelitian lebih lanjut tentang varietas unggulan dari captikus,” sebut Sekretaris Partai Demokrat Sulut ini.
Dikatakan Lombok, sekarang banyak pihak menaruh perhatian serius pada minol captikus. Ditandai dengan munculnya berbagai varian captikus yang mengikuti tren. Seperti soju, bir, dan kini hadir wiski.
“Kalau dapat sentuhan pemerintah lebih bagus. Karena petani harus merasakan manfaatnya,” tukas Lombok. Jangan sampai, lanjutnya, pemilik modal besar yang makin kaya. “Local wisdom harus dirasakan manfaatnya oleh petani lokal,” tambahnya.
Dicontohkan Lombok, dibentuk UMKM atau koperasi yang mewadahi masyarakat petani captikus dalam menyediakan bahan pembuatan minol legal. Kandungan dari varian minol, menurut Lombok, harus lebih besar captikus agar bisa menyerap produksi dari petani lokal.
“Dengan begitu bisa juga terdata kode produksi captikus dari petani dan sudah teregister,” jelasnya.
Lombok pun memberi dukungan pada pihak-pihak yang terlibat memasyarakatkan varietas minol dari captikus.
“Kini ada jenis wiski. Ini dari captikus Wanga, Minahasa Selatan. Sebagai wakil rakyat tentu sangat mendukung usaha-usaha ini. Diharapkan, petani captikus mendapat dampak positif,” tutur wakil rakyat dapil Minsel-Mitra ini. (An1)