Dikbud Sulut dan Pinkan Majukan Kolintang Warisan Budaya Dunia

Harimanado.com, MANADO–Pemerintah Sulawesi Utara melalui Dinas Kebudayaan Daerah bekerjasama dengan Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) telah melakukan beberapa langkah terobosan ke tingkat nasional, terutama untuk memperjuangkan kolintang sebagai warisan budaya dunia melalui UNESCO.

Berbagai upaya terobosan ini ditempuh sebagai wujud nyata kehadiran dan kepedulian pemerintah dan komunitas seni terhadap kesenian itu sendiri.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Fery R. J. Sangian, S.Sos, MAP mewakili Gubernur Sulawesi Utara pada Jumat (30/8) pekan lalu menghadiri pertemuan di Jakarta.

Menurutnya, pertemuan tersebut telah dilakukan pendaftaran kolintang sebagai warisan budaya dunia.

Melalui pertemuan dan jalur diplomasi di tingkat pusat yang juga dihadiri perwakilan UNESCO ini.

“Pemprov Sulut membuktikan komitmennya dalam membangun dan memajukan kebudayaan daerah sesuai yang diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan,”ujar Sangian.

Lanjut Damian, upaya-upaya yang sudah ditempuh ini tentunya bukanlah tanpa hambatan dan tantangan. “Beberapa hal penting yang menjadi catatan adalah bagaimana kolintang dalam esensinya sebagai sebuah warisan budaya tetap menjaga keselarasan dengan alam,”ujarnya.

Dia menambahkan langkah konkrit yang sudah dan sedang ditempuh bersama para pelaku seni, komunitas seni budaya dan masyarakat adalah penanaman bibit bibit pohon.

Serta upaya- upaya lain berupa peningkatan kesadaran masyarakat dan semua pihak terkait melestarikan alam sejalan dengan melestarikan seni itu sendiri.

“Semoga, perjuangan kolintang menuju warisan budaya dunia menjadi penanda geliat dan eksistensi masyarakat Minahasa dalam esensi peradabannya yang gemilang,”tambahnya.

Hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Dr. Najamudin Ramly di dampingi oleh Pengurus PINKAN (Persatuan Insan Kolintang Nasional) a.l. Jenderal Purn. Marsutio dan Jendral Purnomo dan Marsekal Muda Jorry Koloay serta Jopie Rorie SH dan Felix Luntungan serta perwakilan UNESCO Herry Waluyo.
(tra )

Pos terkait