Disinggung Komitmen, Bamsoet Nyatakan: Ini Bukan Bercinta

Harimanado.JAKARTA- Partai Golkar  (PG) Sulut hampir dipastikan akan terbelah.

Info beredar akan ada  kubu Ketua PG Sulut Christiany E Paruntu dengan kububfaksi eks pengurus PG Sulut.

Bacaan Lainnya

“Eks pengurus Golkar Sulut akan gerilya melobi DPD 2 Partai Golkar,” kata sumber yang pernah menjabat fungsionaris PG Sulut.

Tanda-tanda terbelah dua kubu mulai kelihatan di acara Trikarya PG di Grand Kawanua Novotel Manado.

”Mantan pengurus PG Sulut beberapa kali kumpul elit PG di  Nustra, Minahasa raya, sebagian Bolmong dan Manado di sela sela acara,” tuturnya.

Terbelahnya PG Sulut dipicu oleh hasrat Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet).

Dia baru baru ini menegaskan tak ada komitmen dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk tak lagi mencalonkan diri sebagai Ketum Golkar di Munas.

Bamsoet justru mempertanyakan komitmen apa yang dimaksud.

“Komitmen apaan, tanya sama dia dong komitmen apa. Dalam politik tidak ada (hitam di atas putih), dan di Partai Golkar itu adalah panggilan tugas, dalam unsur partai itu panggilan tugas. Jadi tanya sama yang menyatakan komitmen itu, komitmen di mana. Bahwa saya cooling down kemarin, kemudian juga menjaga suasana politik tetap kondusif sampai pelantikan Presiden,” kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Menurut Bamsoet, dia memang berniat maju sebagai calon ketua umum (caketum) Golkar karena sudah mendeklarasikan diri. Namun, untuk kepastian soal dia benar akan maju atau tidak, Bamsoet mengaku masih menunggu kepastian jadwal Munas.

Kalau niat kan saya sudah declarebeberapa waktu yang lalu. Ya kan saya sudah declare. Kan saya cooling down sampai pelantikan Presiden selesai. Pertanyaan temen-temen kan nanti apakah akan maju atau tidak, ya jadwal Munasnya belum, gimana?” ujarnya.

Bamsoet juga tak ambil pusing dengan tudingan ‘mengkhianati komitmen’ dari kubu Airlangga Hartarto. Menurutnya, dalam politik tidak ada pengkhianatan.

“Emang pacaran pakai pengkhianatan? Ha-ha-ha… ini kan saya tidak sedang bercinta, tapi sedang berpolitik, masa ada pengkhianat-pengkhianatan?” canda Bamsoet.

Bamsoet mengaku sudah mengantongi dukungan dari kader-kader Golkar di daerah. Namun, sekali lagi, Bamsoet menegaskan belum mengambil keputusan karena jadwal Munas Golkar belum jelas.

“Jadi benar bahwa dukungan daerah kepada saya cukup besar. Cuma saya belum meresponsnya, dan saya akan mempertimbangkannya manakala nanti jadwal Munasnya sudah ada dan jelas,” tegasnya.

Bamsoet percaya pemilihan Ketua Umum Golkar tidak akan melalui aklamasi. Ketua MPR itu menegaskan akan mendukung siapa saja yang akan menuju Golkar-1, termasuk Airlangga.

“Kalaupun saya tidak maju, saya yakin dan saya percaya yang lain akan maju. Karena dalam tradisi Golkar itu tidak ada yang aklamasi. Saya akan mendukung semuanya yang berniat maju. Termasuk dan  mendukung Airlangga juga. Saya pernah ngomong saya mendukung Airlangga maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar,” ungkap Bamsoet.

“Ini harus dibaca, saya mendukung Airlangga dan mendukung siapapun yang maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan berkompetisi dengan sehat agar demokrasi di Partai Golkar yang sampai hari ini menjadi contoh untuk partai-partai tetap dijaga. Tidak ada aklamasi,” sebutnya.

Bamsoet juga angkat bicara soal isu adanya kesepakatan antara dirinya dengan Airlangga, yaitu Bamsoet tak akan maju sebagai caketum Golkar jika dipilih sebagai Ketua MPR. Menurutnya, saat itu Bamsoet mengambil langkah untuk menjaga situasi tetap kondusif.

“Saya maju Ketua MPR itu kan penugasan partai. Ketika itu kita cooling down ada tujuan partai yang lebih besar lagi, yaitu mendapatkan posisi Ketua MPR atau pimpinan MPR. Dan kemudian ada suasana untuk menjaga situasi yang kondusif, tidak ada gejolak, baik di partai Golkar maupun di luar partai Golkar sampai Presiden dipilih. Jadi sudah terlewati,” ucap Bamsoet.

“Jadi intinya maju dan tidaknya sangat tergantung dorongan para pemilik suara di daerah-daerah,” pungkasnya. (gbr/azr)

Pos terkait