Duh, PDIP Buntuti PAN Usung 01 di Pilkada Botlim

Harimanado.com, Boltim — Konstalasi politik di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) semakin hangat diperbincangkan. Pasalnya, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada 2020 kencang diperbincangkan di Media sosial atau pada masyarakat setempat. Sebut saja, siapa yang nantinya bisa menakhodai Pilkada Kabupaten Boltim pada 2020 mendatang.

Bacaan Lainnya

Dikatakan, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Marsaole Mamonto, untuk saat ini, jelang Pilkada 2020 belum ada persiapan, akan tetapi Partai Amanat Nasional (PAN) baru ada semacam komunikasi sesama kader PAN. Dan nantinya akan menunggu, sebab akan dibicarakan terlebih dahulu sesama kader dan semua pengurus dan DPD. Kata dia, sekaligus akan melakukan penjaringan calon dari PAN, sedangkan untuk mengusung calon itu sudah ada, PAN sendiri adalah fraksi utuh. Dan nantinya ada kader yang bisa bertarung pada pemelihan Pilkada nanti.

“Sedangkan PAN adalah partai pengusung serta partai pemenang di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jadi sudah partai penguasa dan termasuk menduduki kursi terbanyak di DPRD Boltim,” terangnya.

Lanjutnya, pihaknya juga percaya pada Pilkada nanti PAN optimis dan punya harapan bisa menduduki Kosong 1 pada pemelihan nanti. “Untuk itu, kami tetap optimis, sedangkan diketahui Bupati saat ini Pak Sehan S, Landjar, Bupati yang dua periode. Dan yakin percaya PAN bisa memegang kendali pada pemilihan Pilkada 2020,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PDIP Boltim Medy Lensun mengatakan, PDIP akan mengusung kadernya untuk bertarung pada Pilkada nanti, sedangkan yang lain yang kurang mengerti politik atau tidak punya partai jelas ngotot akan maju. Kata dia, PDIP sendiri punya kader dan punya pengalaman semua dibidang politik. Kata dia, untuk pemetaan, kalau untuk papan 1 dan papan 2 yang jelas PDIP sudah siap dan itu teoritis juga, selain itu kalau soal siapa orangnya itu belakangan yang jelas PDIP sudah siap bertarung.

“Memang saat ini, PDIP di DPRD Boltim hanya 3 kursi. Jelas masih butuh 1 kursi untuk koalisi, kami sebagai peran kedua otomatis itu sudah punya power soal papan 1 di pilkada nanti,” bebernya.

Lensun menegaskan, nantinya saat mendekati hari penentuan, kalaupun tidak bisa dipaksakan papan 1 berarti papan 2. Dan yang pasti siap dua-duanya dan jelas PDIP siap bertarung di Boltim.

“Untuk survei internal dari partai PDIP, itu sudah jauh-jauh dilakukan. Pada saat juga pemilihan pilpres kemarin sudah melakukan survei, nanti akan lebih mengerucut ke personal. tapi kalau untuk di internal ada saya sendiri dan Pak Rocky Wowor, selain itu untuk eskternal ada beberapa birokrat juga akan dilirik” ungkapnya.

Terpisah, Pengamat Politik Ferry Liando saat dikonfirmasi mengatakan, jelang Pilkada 2020 di Kabupaten Bolaang Mengodow Timur (Boltim), menurutnya, masih terlalu prematur memprediksi peta kekuatan Pilkada 2020. Apalagi membahas figur yg paling potensial. Satu-satunya rujukan yg bisa di baca pada hasil pemilu 2019 adalah parpol mana yang bisa mengusung calon kepala daerah dan wakil. UU nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada menyebutkan syarat parpol yang bisa mengsung adalah parpol yg memperoleh 20’persen kursi dari jumlah total DPRD atau 25 persen suara hasil pemilu. Kata dia, jika angka itu tak terpenuhi maka suatu parpol dspat bergabung dgn parpol lain untuk mencukupi syarat itu. “Namun demikian untuk
Membaca kekuatan masing-masing parpol masih amat sulit untuk berspekulasi. Alasannya, parpol yang memiliki suara dan kursi terbanyak hasil pemilu tidak bisa seolah-olah di deklarasikan sebagai pemenang Pilkada nantinya,”paparnya, Lanjut Liando, cara membaca kekuatan masing parpol di Pilkada adalah siapa figur yang diusung sebagai calon, calon siapa berpasangan dengan siapa. Sulut itu, punya latar belakang etnik, suku dan agama sangat variatif. Sehingga sangat berbahaya jika satu parpol tidak membagun pasangan calon kepala daerah dan wakil hanya dalam satu variatif. Kemungkinan pasangan calon yg bisa mendominasi jika terjadi perkawinan dua variatif.

“Misalnya, Minahasa-Nusa utara, atau Minahasa-Bolmong, atau Kristen-muslim, atau Protestan-Katolik/pangekosta atau penggabungan Variasi lain,” ujarnya.

Ditambahkanya, selain itu, Pak olly dan Pak Steven walaupun masih dalam Datu parpol namun keduanya merupakan kombinasi Tonsea-Tondano-Tountemboan. “Sama hal dengan Pak Vicky dan Pak mor yang merupakan kombinasi GMIM dan GPdI. Sehingga membaca pers kekuatan parpol akan mudah terbaca ketika pasangan calon walikota dan walikota sudah ditetapkan KPUD,” tandasnya (tr-20/cen)

Pos terkait