Jadi Buah Bibir, Gaji Dibayar perjam Warga Manado Buru Kerja Pemetik Buah di Australia

MANADO— Gaji pemetik buah di Australia sedang booming. Menjadi incaran warga Kota Manado yang sulit dapat penghasilan cukup di Manado.

Informasi dari mulut ke mulut, membuat Kandri warga Kelurahan Islam, Kecamatan Tuminting, Manado tertarik hijrah ke negeri Kanguru.

Bacaan Lainnya

Bukan hanya Kandri, ternyata banyak warga yang tertarik.

“Saya tinggal menunggu modal cukup untuk berangkat ke Australia. Menjadi pemetik buah strawberry,”katanya.

Informasi ini benar adanya. Karena sudah ribuan warga Indonesia merantau ke Australia.

Syarat bisa bekerja di sana harus ada deposite Rp 60 juta.

“Itu harus diperilihatkan di buku rekening,”katanya.

Seperti diketahui bekerja sebagai pemetik buah di Australiaakan dibayar dengan sistem upah per jam.

Keputusan tersebut dikeluarkan oleh lembaga Fair Work Comission awal, sekitar 190 kilometer dari kota Melbourne.

Husniati adalah salah seorang pemegang visa ‘Working Holiday’ (WHV) yang sudah tiba di Australia sejak Maret 2020 dan sebelumnya bekerja di beberapa ladang pertanian di negara bagian Queensland.

“Saya sudah pernah bekerja memetik buah lemon, juga memetik tomat di Queensland,” katanya kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

Seorang warga NTB Husniati mengatakan ia pernah mendapatkan hampir 3.000 dollar Australia atau sekitar Rp 30 juta per minggu ketika memetik buah per keranjang.

Sementara jika dibandingkan dengan bayaran upah dihitung per jam saat itu, ia mendapatkan antara 1.200 hingga 1.500 dollar Australia atau sekitar Rp 12-15 juta per minggu. Serikat pekerja Australian Workers Union (AWU) sebelumnya sudah mendesak agar setiap pemetik buah harus mendapat bayaran minimum untuk pekerja kasual, yakni setidaknya 25,41 dollar Australia, atau lebih dari Rp 250.000, per jam.

Jika nantinya ia akan dibayar per jam dengan upah minimum, Husniati juga mengaku tidak keberatan. “Kerja per jam juga boleh juga, karena kerjanya santai. Dan bayarannya juga bagus, karena dahulu ketika saya datang bayarannya per jam sekitar 24.60 dollar Australia per jam,” ujarnya. Tak hanya itu, dengan sistem pembayaran upah per jam, ia juga bisa menghindar dari rasa kelelahan.(Kompas)

Pos terkait