Harimanado.com, MANADO — Tarik ulur anggaran Pilkada masih terus terjadi antara
Pemerintah Kota (Pemkot) Manado dan Komisi Pemilihan Umum Daerah
(KPUD) Manado selaku penyelenggara. Terakhir, dikabarkan Pemkot akan
menghibahkan sekira Rp35 miliar untuk KPUD.
Namun hal tersebut ditolak mentah-mentah Ketua Divisi Parmas KPU
Manado Ismail Harun. Ia menegaskan akan menolak menandatangani NPHD
jika dana hibah hanya Rp35 miliar. “Batas penandatangan NPHD esok hari
(hari ini, red). Dan akan kami tolak kalau dananya hanya begitu. Biaya
honor adhoc dan operasional badan adhoc saja, sudah menyentuh Rp30-an
miliar belum untuk logistik dan sosialisasi?,” bebernya, Senin (30/10)
kemarin.
Harun mencontohkan Pilkada di Minahasa 2017 lalu, KPU dengan anggaran
Rp40 miliar. Sementara KPU Bitung Pilkada 2020 di atas Rp30 miliar.
“Masa Manado yang jumlah pemilih, jumlah TPS dan jumlah penyelenggara
adhoc lebih banyak dari Minahasa dan Bitung, hanya Rp 35 M? Itu sudah
jauh sekali dengan usulan kami,” jelasnya.
Adapun usulan awal KPUD Manado sekira Rp79 miliar. KPUD juga sudah melakukan
tiga kali pertemuan dgn TAPD Pemkot Manado. Namun belum ada titik
temu. Pada pertemuan terakhir, dilakukan pembahasan dan rasionalisasi
anggaran yg diajukan KPU. Dari pembahasan terakhir, angka minimal yang
didapatkan mentok di Rp54 miliar.
“Tapi, di antara tiga kali pertemuan
tersebut, hanya satu kali kita lakukan pembahasan mendetail per item
anggaran yang KPU ajukan. Setiap pertemuan, Ketua TAPD tidak pernah
sekalipun hadir. Makannya anggota
TAPD tidak berani juga mengambil keputusan terkait berapa anggaran
yang akan dihibahkan,” keluhnya, sembari mengatakan akan melakukan
konsultasi dengan KPU provinsi dan KPU pusat terkait dana hibah ini.
Sementara itu, Kepala Badan Keuangan dan Pengeloaan Aset Daerah (BKAD)
Kota Manado Johnly E Tamaka, saat dicecar soal besaran dana pilkada
yang akan dihibahkan ke KPUD, tidak mau memberikan komentar lebih. Ia
hanya mengatakan, pembahasan kali ini lebih rumit lantaran usulan permintaan dana hibah
yang dari KPUD mengalami lonjakan signifikan, dibanding lima tahun
lalu.
“Untuk tahun ini permintaan naik kurang lebih lima ratus persen,
sehingga kita pun harus melakukan kajian secara matang,” tandasnya.
(cen)