Punya Daya Jual, T2-Rita-Paula Layak Manado 1

 

Ilustrasi first lady yang layak dan pantas tarung Pilwako Manado 2020.

Harimanado.com, MANADO–Sebagai barometer politik di level Pilkada kabupaten/kota se-Sulawesi Utara, maka Manado, yang notabene ibu kota provinsi dipastikan akan menjadi lahan pertempuran elit besar di Bumi Nyiur Melambai. Bahkan teranyar isu first lady digaungkan untuk ikut turut meramaikan bursa calon pesta demokrasi lima tahunan itu. Sejumlah nama mulai digadang memiliki kemampuan dan layak untuk dicalonkan. Mereka diantaranya, Telly Tjanggulung, istri Bupati Talaud terpilih Elly Lasut itu dianggap tepat untuk maju sebagai calon orang nomor satu di Kota Manado. Kemudian, istri Gubernur Sulut Rita Tamuntuan juga dinilai memiliki figur yang bagus. Lalu kakak kandung Olly Dondokambey, yang merupakan caleg terpilih dapil Tikala-Pall 2 PDI Perjuangan Altje Dondokambey juga didukung warga. ada juga nama Paula Runtuwene dan Vanda Sarundajang.

Bacaan Lainnya

“Kami sangat menginginkan ada sosok perempuan yang maju sebagai calon Wali Kota Manado pada Pilkada 2020 nanti. Karena saat ini perempuan juga tak kalah memiliki kemampuan memimpin dibanding laki-laki. Ada banyak figur yang pantas dan layak untuk dicalonkan. Sebagai kelompok wanita saya sangat mendukung,”ujar Deiby warga Karombasan, diwawancarai kemarin.

Sementara itu, Pengamat Politik dan Pemerintahan Taufik Tumbelaka menilai, maraknya srikandi yang diwacanakan akan bertarung dalam Pilwako Manado, merupakan hal yang wajar. Apalagi, saat ini banyak srikandi memiliki daya ‘jual’

“Munculnya wacana bertarungnya sosok perempuan dalam Pilkada Manado adalah sesuatu yang wajar. Karena ada sejumlah figur perempuan dianggap memiliki nilai jual cukup baik,” tuturnya.

Lanjutnya, selain itu, ada juga kerinduan masyarakat, untuk mengulang sejarah, Ibu Kota Provinsi Sulut tersebut dipimpin wali kota perempuan.

“Selain itu sejarah politik kota Manado pernah dipimpin seorang wali kota perempuan, maka wajar jika muncul wacana agar perempuan juga ikut bertarung,” tutup Tumbelaka.

Terpisah, Pengamat Politik Unsrat Donald Moninjta mengatakan, sekarang dapat dilihat bahwa dalam dunia politik, wanita sudah berada dalam masa modern. Karena diketahui bersama bahwa sekarang partisipasi wanita dalam politik jauh lebih banyak dibanding dulu saat masa tradisional yang mana peran wanita cenderung pasif dan tidak mau tau. Namun, sekarang semakin terlihat bahwa dalam dunia politik, wanita sudah mau meninggalkan masa medern dan akan beralih kepada masa post-modern hal itu terlihat dari semakin dominannya peran wanita itu sendiri.

“Dalam teori post-modern memang dijelaskan oleh David Graffin bahwa teori ini adalah pengembangan dari masa modern, selain itu dalam teori feminisme pula dijelaskan bahwa gagasan mengenai kehidupan sosial dan pengalaman manusia yang dikembangkan dari perspektif yang terpusat pada wanita. Dari teori post-modern dan teori feminisme dapat disimpulkan bahwa peran wanita dalam dunia politik di indonesia semakin kuat dan makin dominan,”ungkap Dosen Fisip itu.(**)

Pos terkait