harimanado.com,JAKARTA- Megaroket Starship milik SpaceX meledak di udara saat uji coba peluncuran yang ketujuh dari lokasi markasnya Starbase di Texas Selatan.
Puing-puing roket nampak terbakar dan jatuh di langit perairan Karibia, menyisakan lintasan garis-garis asap di angkasa. Debris/serpihan roket Starship tersebut sampai mengganggu lalu-lintas penerbangan.
Sejumlah penerbangan terpantau dari FlightRadar24 berputar-putar menunggu serpihan Starship itu hilang dari jalurnya. Sejatinya, roket setinggi 123 meter ini berhasil lepas landas dan mencapai tahapan pemisahan antara booster dan Ship.
Pendorong tahap pertamanya (lower stage), yang disebut Super Heavy, berhasil kembali ke Starbase dan “ditangkap” kembali oleh “sumpit” menara peluncuran secara dramatis.
Namun, sekitar delapan menit penerbangan, sekitar pukul 17:38 waktu lokal, SpaceX kehilangan kontak dengan upper stage Starship (dikenal sebagai Ship), dan nampak serpihan bola api jatuh dari angkasa.
Dan Huot, Manajer Komunikasi SpaceX, mengakui adanya anomali tersebut. “Kami memang kehilangan semua komunikasi dengan roket tersebut-pada dasarnya memberi tahu kami bahwa ada anomali pada upper stage roket,” ujar Huot dikutip KompasTekno dari Reuters, Jumat (17/1/2025).
FAA akan melakukan investigasi atas insiden ini, yang kemungkinan dapat menghentikan program Starship untuk sementara waktu. Insiden serupa sebelumnya pernah juga terjadi, dan membuat SpaceX menunda program peluncuran.
CEO SpaceX, Elon Musk sendiri mengunggah video puing-puing Starship yang berjatuhan di akun X pribadinya, dan berkomentar, “Keberhasilan tidak pasti, yang pasti ada hiburan!” Insiden ini mengancam target SpaceX untuk melakukan setidaknya 12 peluncuran Starship tahun ini.(kompas)