Terusik Sikap Gus Yahya, PB NU Disindir Elit Politik NU 

Harimanado.com,JAKARTA- Suhu politik internal Nahdlatul Ulama (NU) makin tinggi.

Baranya dipanasi para elit politik NU.

Bacaan Lainnya

Pernyataan Ketua Umum PB NU Yahya Cholil Staquf yang dinilai melemahkan Muhaimin Iskandar calon wakil presiden dari Nasdem PKB PKS, berbalas pantun.

Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi menyebut PBNU tak berhak melarang warga Nahdlatul Ulama dalam menentukan arah dukungan politiknya.
Ia menyampaikan demikian ketika ditanyai soal pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf yang meminta tak satu pun bakal capres mengatasnamakan NU di Pilpres 2024.

“Warga NU bebas, mau ke mana bebas. Jadi PBNU enggak bisa melarang warganya, kadernya untuk berpartai dengan partai apa, koalisi dengan siapa, enggak ada larangan, itu bebas,” kata Gus Choi di NasDem Tower, Selasa (5/9).

Ia menjelaskan terdapat dua istilah yang dikenal dalam NU, yakni NU struktural serta kultural. NU kultural dikenal dengan istilah warga Nahdliyin yang diperbolehkan berpolitik.

“Kalau kultural itu disebut warga nahdliyin. Warga nahdliyin itu diperbolehkan,” ucap dia.

Dengan begitu, warga Nahdliyin ini diperkenankan untuk berpolitik baik mendukung partai politik maupun bergabung koalisi mendukung bakal capres-cawapres di Pilpres.

Gus Choi menerangkan hal itu diatur dalam sembilan pedoman berpolitik warga NU. Salah satunya ialah berpolitik untuk moralitas dan kemaslahatan yang dilakukan dengan akhlakul kharimah.

“Termasuk Cak Imin harus dibebaskan tidak boleh lagi didistorsi-distorsi tidak boleh lagi misalnya dicemooh-cemooh ya, itu hak dia apalagi dia pemimpin partai yang dilahirkan dari rahim NU,” tegas dia.

Sebelumnya, Gus Yahya meminta tidak ada satu pun bakal capres maupun cawapres yang mengatasnamakan NU di Pilpres 2024 mendatang.

Ia menyebut para calon di Pilpres harus mengedepankan kredibilitas dan perilakunya masing-masing, bukan mengatasnamakan NU.

“Jangan ada calon mengatasnamakan NU. Kalau ada calon, itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri. Bukan atas nama NU,” kata Gus Yayha di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9).(cnn)

Pos terkait