Jabes Gaghana: Masyarakat Sangihe Harus Ubah Pola Pikir

Masyarakat harus jeli melihat setiap peluang usaha yang ada di daerah sendiri, sehingga tidak harus merantau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan apalagi hanya untuk menjadi kuli bangunan. Saya sangat sedih jika pagi hari melihat aktivitas bongkar muat yang ada di pelabuhan pasti muatannya, tomat, rica, sayur-sayuran, ubi kayu ataupun ubi jalar. Padahal inikan semua boleh kita tanam di daerah kita,”
Jabes Gaghana
Bupati Sangihe

 

SANGIHE—Sektor pertanian Kabupaten Kepulauan Sangihe hingga saat ini masih minim diminati masyarakat, padahal banyak tanaman rempah-rempah maupun sayuran begitu berlimpah.
Atas hal tersebut, Bupati Jabes Gaghana menegaskan, masyarakat harus mengubah pola pikir. Terutama untuk melirik sektor pertanian.
“Masyarakat harus jeli melihat setiap peluang usaha yang ada di daerah sendiri, sehingga tidak harus merantau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan apalagi hanya untuk menjadi kuli bangunan. Saya sangat sedih jika pagi hari melihat aktivitas bongkar muat yang ada di pelabuhan pasti muatannya, tomat, rica, sayur-sayuran, ubi kayu ataupun ubi jalar. Padahal inikan semua boleh kita tanam di daerah kita,” kata Gaghana.
Bupati menjelaskan, yang terjadi sekarang ini perputaran ekonomi yang ada di Pasar Tradisional Towo’e itu begitu besar. Tapi sayang kebanyakan tidak berputar di Sangihe tetapi uangnya sampai ke Manado.
“Kita ambil contoh saja belanja per keluarga tiap harinya untuk membeli makanan lokal kita yang boleh ditanam di Sangihe Rp 20.000 perhari, dikalikan 30 ribu KK di Sangihe, 600 juta. Dalam satu bulan bisa mencapai Rp 18 Miliar, kalau bahan pokok kita tanam sendiri sehingga uang ini bisa berputar di Sangihe. Dan kalu ini kita lakukan maka akan jadi lapangan pekerjaan yang baru, tanpa harus ke luar daerah,” jelasnya.
Ditambahkannya, jika masalanya terdapat pada permodalan kiranya ini dapat dikomunikasikan dengan instansi terkait.
“Dan jika permasalahan yang dihadapi adalah masalah modal jangan patah semangat coba menghubungi instansi teknis atau Kapitalaung siapa tahu bisa buatkan kelompok tani melalui Bumdes,” pungkas Gaghana.(rps/ian)

Pos terkait